Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bukan Sekadar Horor: Menghormati Mitos, Pantangan, dan Kearifan Lokal Itu Penting

22 April 2023   20:53 Diperbarui: 24 April 2023   12:01 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Patangpuluh Kendi Kasepuhan Girikusumo mengirab kendi berisi air dari sumur berkah Girikusumo sebagai simbol berkah alam dalam prosesi Tradisi Kirab Sura Girikusumo di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jawa Tengah. Foto: Antara Foto/Aji Setyawan via kompas.com

  • Jangan bersiul di malam hari karena bisa mengundang setan
  • Jangan keluyuran setelah maghrib nanti diculik wewe gombel

Pernah mendengar mitos terkait sebuah pantangan yang diharapkan jangan dilanggar? Biasanya ini kerap disampaikan orang tua atau dewasa kepada generasi muda maupun pendatang baru di tempat mereka. 

Pasti ada yang mengganggap hal ini hanya bualan orang tua jaman dulu karena merasa tidak logis. Akhirnya ada yang mencoba melanggar untuk terkesan membuktikan mitos tersebut. 

Saya termasuk orang yang berusaha untuk menghormati setiap hal yang menjadi pantangan atau kearifan lokal yang dijaga oleh sebuah masyarakat. Ini karena berkaitan dengan kepercayaan dan nilai-nilai yang mereka jaga secara turun temurun. 

Mungkin karena sejak kecil tinggal di Bali yang dikenal dengan beragam kearifan lokal serta kisah-kisah yang dianggap mistis. Ada 1 kisah menarik yang pernah saya alami sendiri. 

Kisah tentang kenakalan saya saat masih kecil. Saat itu pohon rambutan tetangga berbuah lebat. Karena ingin mencicipi, saya dan paman saya iseng mengambil tanpa ijin dan memakannya. Kembali saya ingatkan kejadian ini jangan ditiru ya hanya sebuah kenakalan saya semasa kecil. 

Apa yang terjadi? Setelah makan beberapa buah. Bibir bagian atas saya mengalami bengkak, uniknya paman saya juga mengalami hal sama. Bengkak mirip habis disengat tawon. Tapi orang lain tidak melihat ada perubahan pada kami, namun ada rasa tidak nyaman karena bibir bengkak selama beberapa hari. 

Keluarga dan beberapa orang mengatakan kami terkena sempengot. Sempengot sendiri adalah istilah lokal dimana hukuman secara mistis karena mengambil sesuatu tanpa ijin. Konon si pemilik memberikan sesajian dan doa khusus kepada penghuni kasat mata yang ada pohon agar yang mencuri rambutannya agar kena hukuman bibir bengkak. 

Kearifan Lokal Yang Menjadi Bagian Budaya Indonesia | Sumber Pikiran Rakyat
Kearifan Lokal Yang Menjadi Bagian Budaya Indonesia | Sumber Pikiran Rakyat

Percaya tidak percaya memang tapi sisi positifnya sejak itu yang akan berpikir ulang mengambil apapun tanpa ijin pemilik. 

Teman saya yang asal Kalimantan menceritakan hal mistis lainnya. Ia mewanti-wanti jika ke Kalimantan jangan pernah berniat nakal kepada perempuan asli dayak. Ada pengalaman mistis yang kerap terjadi. 

Seorang pria pendatang menikahi perempuan asli suku Dayak. Suatu ketika si pria ijin ingin balik ke kampung halamannya di Jawa. Namun keluarga si perempuan merasa si pria berniat meninggalkan istrinya dan tidak akan balik ke Kalimantan. 

Apa yang terjadi? Ketika sampai di Bandara, si pria ini kebelet kencing dan ketika di toilet ia terkejut. Alat kelaminnya hilang, ia sadar bahwa ada hal mistis yang terjadi padanya. Alhasil ia pun balik ke rumah istrinya dan menemukan alat kelaminnya terpasang di atas pintu rumah keluarga si perempuan. 

Kisah lainnya diceritakan oleh teman saya yang kebetulan pamannya tinggal di Kalimantan. Pada saat tragedi sampit, suasana di Kalimantan begitu mencekam. Konon Mandau, senjata khas suku dayak terbang seakan mencari mangsa. 

Teman saya cerita pamannya yang tengah di ladang tiba-tiba didatangi warga Suku Dayak. Anehnya warga Dayak ini terbang menggunakan daun pisang atau daun kelapa menghampiri si paman dan menanyakan apakah dirinya berasal dari suku X. 

Pamannya mengatakan tidak berasal dari suku X, warga Dayak ini terlihat mengendus tubuh si Paman seakan memastikan asal dirinya. Orang Dayak ini memberikan pesan agar segera balik ke rumah jangan keluar rumah malam hari karena sedang berbahaya. Kemudian orang tersebut pergi menghilang


Teman saya menyakinkan bahwa kejadian ini dialami kerabatnya sendiri sehingga bisa dipastikan kebenarannya. Teman lain yang memiliki darah suku Dayak pun ikut memberikan kesaksian bahwa hal ini adalah keistimewaan yang dimiliki Suku Dayak Pedalaman. 

Alhasil saya merasa bahwa hal setiap daerah memiliki kisah lokal tersendiri. Namun ada beberapa kesamaan nilai yang bisa saya ambil.

# Jangan Berniat Tidak Baik

Kejadian yang saya alami dan kisah pria yang hendak meninggalkan kekasih menunjukan bahwa ada niat tidak baik. Saya akui mencuri rambutan milik tetangga adalah bentuk kejahatan. Seandainya saya meminta ijin, ada kemungkinan akan diberikan dan tidak perlu mengalami kejadian sempengot. 

Kejadian si pria seandainya dari awal memang tidak serius pada si gadis maka jangan memberi harapan palsu apalagi ujung-ujungnya hanya iseng memacari gadis lokal.

Niat yang tidak baik akan menghasilkan karma yang tidak baik pula. Apalagi jika perbuatan kita merugikan orang lain. Oleh sebab itu jaga selalu sikap agar tidak merugikan orang lain. 

# Jadilah Tamu Yang Baik

Masih ingat kisah viral KKN di Desa Penari. Banyak yang menilai kisah ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh beberapa mahasiswa saat melakukan program KKN di desa yang dikenal sangat kuat hal mistis. 

Beragam teror yang dialami oleh peserta KKN karena ada peserta yang dianggap melakukan sikap yang menodai desa tersebut. Kejadian mulai kesurupan, bertemu makhluk mistis, penolakan hingga sakit tiba-tiba menjadi hal yang peserta KKN rasakan. 


Kejadian lain pernah terjadi di Bali. Ada rombongan wisatawan menikmati keindahan Bali. Peserta rombongan yang terdiri dari siswa dari luar Pulau Bali. Ironisnya ada beberapa peserta siswa yang mengacak-acak sesajen yang diletakkan oleh masyarakat lokal sebagai persembahyangan. 

Hal tidak terduga terjadi dimana banyak siswa rombongan ini mengalami kesurupan massal. Bahkan hingga mendatangkan pemuka agama hindu setempat. Setelah diselidiki ternyata sikap peserta yang mengacak-acak ini yang menjadi biang kerok. Kemudian dilakukan upacara pembersihan sekaligus permohonan maaf baik dari siswa maupun perwakilan pihak sekolah. 

# Kita Hidup Berdampingan Dengan Makhluk Kasat Mata

Bagi yang menampikkan hal ini meskipun secara jelas dalam ajaran agama manapun dijelaskan bahwa ada makhluk lain yang diciptakan Tuhan selain manusia, tumbuhan dan hewan. 

Contoh sederhana Nabi sekaligus Raja Sulaiman dalam Alquran atau Raja Salomo dalam ajaran Injil diceritakan memiliki kemampuan khusus yaitu menjadi pemimpin bagi semua makhluk termasuk bangsa Jin. 

Saya pernah menonton video kisah penjaga kawasan suci Truyan di Bali. Kawasan ini merupakan obyek wisata sekaligus area pemakanan masyarakat Bali Aga di Kintamani. Meletakkan jenasah di pohon Trunyan tanpa dikubur atau dikremasi. Otomatis Trunyan akan banyak ditemukan tulang belulang manusia berserakan. 

Tumpukan Tengkorak Di Trunyan | Sumber Liputan6.com
Tumpukan Tengkorak Di Trunyan | Sumber Liputan6.com

Ada pengunjung usil yang membawa tulang untuk kenang-kenangan. Padahal sudah terpasang jelas larangan mengambil apapun di kawasan Trunyan. Sudah bisa ditebak, setiap malam ia bermimpi didatangi sosok yang dianggap pemilik tulang tersebut dan minta untuk dikembalikan. Ini tanda bahwa makhluk kasat mata ini tidak menyukai tindakan orang tersebut. 

***

Mitos, pantangan atau kepercayaan lokal seakan menjadi bagian dari budaya Indonesia. Sebagai masyarakat baik kita perlu menyikapi hal ini secara bijak. 

Tidak ada salahnya untuk menghormati dan tidak melanggar hal yang menjadi kepercayaan masyarakat turun temurun. Apalagi posisi kita sebagai pendatang atau tamu di daerah tersebut. Ini karena tindakan yang dianggap bertentangan atau tidak baik bisa memberikan karma yang tidak baik pula pada kita. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun