Mudik ke kampung halaman telah jadi tradisi yang tetap melekat kuat di masyarakat kita. Ada keseruan tersendiri saat hari raya bisa kumpul keluarga besar. Apalagi bagi mereka yang merantau jauh sehingga momen pulang ke kampung halaman sangat jarang terjadi.Â
Sayang tidak semua masyarakat mampu melakukan mudik. Salah satu penyebabnya karena biaya mudik yang sangat besar.Â
Menjelang hari raya, harga transportasi naik tinggi karena Tuslah, selain itu ada pemberian ampao lebaran, biaya oleh-oleh hingga kebutuhan selama di kampung halaman yang tidak bisa disepelekan.
Apalagi paska pandemi dimana orang mulai berusaha menekan pengeluaran atau tengah mencoba bangkit karena sempat terpuruk. Ingin mudik tapi bingung cara mensiasatinya?Â
Saya tertarik berbagi informasi agar pembaca yang lagi galau bisa memantapkan hati bahwa tahun ini bisa mudik ke kampung halaman. Apa saja itu?Â
# Saatnya Barang Bekas Jadi Cuan
Tidak ada salahnya mencoba mengecek gudang atau lemari penyimpanan. Bisa jadi ada barang bekas yang sebenarnya masih bernilai ekonomi.Â
Contoh ternyata di gudang ada mesin cuci lama, ada kereta bayi kondisi baik dan sudah tidak terpakai atau di dalam lemari banyak pakaian yang sebenarnya masih layak dipakai.Â
Yuk, kumpulkan barang-barang bekas bernilai ekonomis ini. Kita bisa memperbaiki barang yang rusak, membersihkan dari debu dan setelah itu mempromosikan kepada orang lain melalui sosial media. Saat ini banyak grup jualan barang bekas dengan jumlah pengikut yang besar.Â
Teman saya pernah menjual sepatu yang sudah tidak terpakai dan ada yang membeli dengan harga mahal. Ada kereta bayi yang dicari oleh orang tua muda. Mereka membutuhkan kereta bayi dengan harga terjangkau dan langsung merespon jika ada yang menjual kereta bayi bekas yang masih layak.Â
Hal unik saya pernah melihat postingan yang menjual sapu bekas, piring bekas, kipas bekas hingga helm bekas pun banyak yang berniat membeli. Jika beruntung, kita bisa mendapatkan cuan dengan menjual barang bekas ini. Uang yang terkumpul pun bisa dijadikan modal untuk mudik ke kampung halaman.Â
2. Buka Jasa Titip (Jastip)Â
Jika pembaca berasal dari daerah yang dikenal dengan souvenir, kerajinan atau oleh-oleh khusus maka manfaatkan peluang ini dengan membuka layanan Jastip. Contoh jika kampung halaman di Yogya bisa buka jastip kain batik, kemeja batik, bakpia, souvenir dan sebagainya.Â
Umumnya harga Jastip dinaikan dari harga asli. Misalkan harga kemeja batik jika membeli langsung ke pedagang di Yogya seharga 100 ribu maka kita bisa tawarkan Jastip seharga 125ribu. Ada keuntungan 25 ribu rupiah.Â
Jika ada 10 orang yang nitip maka sudah dapat untuk 250 ribu. Apalagi jika kita membuka banyak jenis Jastip. Meskipun harga dinaikan, pembeli tidak akan memikirkan hal tersebut karena untuk membeli langsung ke Yogya pasti butuh biaya mahal dan belum tentu ada waktu khusus. Sehingga mereka dengan senang hati memanfaatkan Jastip.Â
Saya ingat ketika adik saya yang tinggal di Jakarta balik ke Bali. Ia mendapatkan banyak permintaan untuk Jastip. Bahkan adik saya cerita bahwa keuntungan Jastip sangat besar bahkan bisa menutupi biaya ke kampung halaman.
3. Cari Partner Sharing Cost
Banyak jalan menuju Roma artinya banyak kesempatan untuk mencapai sesuatu. Salah satunya mencari partner sharing cost.Â
Saya pernah membaca postingan di sosial media dimana dirinya mencari teman yang berniat mudik ke daerah Jawa Tengah. Jika ada yang tertarik maka bisa sharing cost terkait pengeluaran.Â
Ada juga yang ingin mudik dengan kendaraan pribadi tapi dirinya mencari teman dengan rute searah karena takut bosan sendirian atau berharap bisa giliran membawa kendaraan. Wuah ini kesempatan luar biasa bagi pembaca yang ingin pulang kampung dengan cara hemat.Â
Selain bisa menekan biaya mudik juga bisa mendapatkan teman baru. Atau kita juga menawarkan sharing cost kepada teman seperantauan dari daerah sama. Ini lebih enak karena kita sudah saling mengenal dan biasanya daerah kampung halaman bisa berdekatan.Â
4. Manfaatkan Mudik Gratis
Beberapa hari ini saya kerap membaca postingan program mudik gratis yang dilaksanakan oleh instansi tertentu. Tidak tanggung-tanggung ada instansi yang menyediakan banyak bus kepada masyarakat yang hendak mudik secara gratis.Â
Wuah ada embel-embel gratis pasti menarik buat kita yang ingin menekan biaya mudik. Sayangnya banyak masyarakat yang malas mencari informasi terkait program atau cara pendaftaran.Â
Padahal jika kita bisa mendaftar dan jadi peserta mudik gratis. Artinya kita hanya tinggal duduk manis di bus pada tanggal keberangkatan dan sampai di kampung halaman dengan pengeluaran kecil. Bisa jadi uang yang tadinya dialokasikan untuk transportasi selama mudik dialihkan ke sektor lain seperti berbagi kepada sanak saudara.Â
***
Mudik menjadi kegiatan yang menyenangkan karena menjadi ajang berkumpul keluarga besar di hari raya. Sayang ada kekhawatiran di sebagian masyarakat karena ragu mudik tahun ini. Pertimbangan biaya jadi salah satu faktornya. Padahal ada banyak cara mensiasati masalah ini.Â
Beberapa cara saya infokan di atas. Harapannya cara tersebut bisa membantu pembaca agar semakin optimis bahwa lebaran ini bisa mudik ke kampung halaman masing-masing. Tertarik mencoba?Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H