Teman saya pernah menjual sepatu yang sudah tidak terpakai dan ada yang membeli dengan harga mahal. Ada kereta bayi yang dicari oleh orang tua muda. Mereka membutuhkan kereta bayi dengan harga terjangkau dan langsung merespon jika ada yang menjual kereta bayi bekas yang masih layak.Â
Hal unik saya pernah melihat postingan yang menjual sapu bekas, piring bekas, kipas bekas hingga helm bekas pun banyak yang berniat membeli. Jika beruntung, kita bisa mendapatkan cuan dengan menjual barang bekas ini. Uang yang terkumpul pun bisa dijadikan modal untuk mudik ke kampung halaman.Â
2. Buka Jasa Titip (Jastip)Â
Jika pembaca berasal dari daerah yang dikenal dengan souvenir, kerajinan atau oleh-oleh khusus maka manfaatkan peluang ini dengan membuka layanan Jastip. Contoh jika kampung halaman di Yogya bisa buka jastip kain batik, kemeja batik, bakpia, souvenir dan sebagainya.Â
Umumnya harga Jastip dinaikan dari harga asli. Misalkan harga kemeja batik jika membeli langsung ke pedagang di Yogya seharga 100 ribu maka kita bisa tawarkan Jastip seharga 125ribu. Ada keuntungan 25 ribu rupiah.Â
Jika ada 10 orang yang nitip maka sudah dapat untuk 250 ribu. Apalagi jika kita membuka banyak jenis Jastip. Meskipun harga dinaikan, pembeli tidak akan memikirkan hal tersebut karena untuk membeli langsung ke Yogya pasti butuh biaya mahal dan belum tentu ada waktu khusus. Sehingga mereka dengan senang hati memanfaatkan Jastip.Â
Saya ingat ketika adik saya yang tinggal di Jakarta balik ke Bali. Ia mendapatkan banyak permintaan untuk Jastip. Bahkan adik saya cerita bahwa keuntungan Jastip sangat besar bahkan bisa menutupi biaya ke kampung halaman.
3. Cari Partner Sharing Cost
Banyak jalan menuju Roma artinya banyak kesempatan untuk mencapai sesuatu. Salah satunya mencari partner sharing cost.Â