Saya melihat banyak penjual kopi keliling atau usaha kecil yang menjajakan dagangan di pinggir jalan dengan kondisi tertidur. Tampak rasa kelelahan dan kantuk karena saat itu jam 12 malam tapi si penjual masih berusaha menjual kopi keliling.Â
Beberapa titik seperti kawasan Sunter dan Kemayoran kerap banyak masyarakat yang masing nongkrong hingga larut malam. Pengamen jalanan pun memanfaatkan momen ini untuk mencari penghasilan. Padahal di Bali, jam 10 malam sudah banyak usaha tutup dan pengamen jalanan sudah susah dicari.Â
# Penilaian Ketiga = Kepadatan Kendaraan yang Bikin Pusing
Kesan pertama datang tahun 2016 dan saat ini sepertinya tetap sama yaitu Jakarta macet di mana-mana. Apalagi di saat bulan puasa ini banyak penjual pasar ramadhan yang membuat konsumen datang dalam jumlah besar. Tidak kaget mendekati jam pulang kerja dan waktu berbuka akan rentan terjebak kemacetan.Â
Kemarin ketika saya diajak reuni sekaligus buka bersama. Teman saya menolak jika acaranya di sekitar Kuningan. Ia sudah membayangkan kekhawatiran terjebak macet di jam mendekati waktu berbuka. Bisa saja suasana hati berubah ketika awalnya antusias bukber di restoran namun kenyataan bukber di kendaraan karena terjebak macet.Â
Selain kemacetan, hal bikin pusing adalah suara klakson dimana-mana. Jujur saya dan teman-teman yang merupakan warga pendatang yang mengadu nasib di Jakarta stres ketika mendengar suara klakson bertubi-tubi.Â
Kejebak macet langsung ada suara klakson, lampu merah baru berubah jadi hijau pun akan terdengar klakson, atau tengah di jalan lancar pun masih ada yang suka membunyikan klakson. Sepertinya ini yang bikin saya dan teman semasa kuliah masih harus terbiasa dengan suara klakson.Â
# Penilaian Keempat = Lalu Lintas yang Bikin Was-Was
Lah kok gitu? Mungkin ada yang bertanya seperti ini. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan namun dari pengalaman personal dan orang sekitar saya yang juga pendatang selalu was-was jika berada di jalan raya di Jakarta.Â
Contoh sederhana, 2 hari lalu saya menggunakan jasa ojol untuk ke suatu tempat. Padahal saya tidak sedang buru-buru tapi justru merasa was-was. Saat berada di lampu merah, banyak kendaraan melewati batas berhenti termasuk ojol yang saya naiki.Â