Rumah ramai karena tamu
Tamu tertawa menonton kartun
Bolehkah abang menggombal dirimu
Melalui syair sebuah Pantun
Adik berlari kejar layangan
Lalu terjatuh ke dalam lubang
Jika tawon menyengat di tangan
Senyummu menyengat di hati abang
Suara gledek jadi merana
Melipir ke bank di Surabaya
Meski adek tampil sederhana
Bagi abang, adek secantik luna maya
Antar senar ke Purbalingga
Hingga petang cuma makan roti
Sungguh benar kata pujangga
Cinta datang dari mata turun ke hati
Ke Tanah Abang membeli kain
Kain dijual ke Kota Serang
Jangan lirik lelaki lain
Agar hatimu 'tuk abang seorang
Perahu nelayan bergoyang-goyang
Perahu terbalik di tabrak hiu
Wahai adekku tersayang
I Can't live without You
Bangun rumah butuh bahan
Bahan diaduk menjadi rata
Tahukah doa abang pada Tuhan?
Biar kita jadi romeo-juliet di dunia nyata
Di depan rumah ada tenda
Pergi kesana cuma selangkah
Baju pengantin sudah ada
Yuk adek, kita menikah
Malam minggu ke rumah Sonya
Rumah wangi aroma dupa
Hanya satu abang ingin tanya
Adek ingin punya anak berapa?