Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Serangan Fajar, yang Ditunggu namun Tak Berarti

15 Januari 2023   16:53 Diperbarui: 15 Januari 2023   17:14 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak pernak-pernik kisah yang menghiasi sistem pemilihan umum di tanah air. Salah satunya strategi serangan fajar yang jadi senjata akhir bagi tim sukses atau calon kandidat untuk meraih hati pemilih atau konstituen. 

Sepertinya tidak akan ada yang berani mengatakan bahwa sistem Pemilu di negara kita bebas dari aktivitas curang. Ini karena masih lemahnya pemantauan dan pengawasan panitia pemilu maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terhadap kecurangan melalyi serangan fajar. 

Ada kisah unik pernah diceritakan secara langsung dari rekan-rekan kerja saya di kantor terkait serangan fajar. 

"Kamu dapat berapa? " Seorang staf bertanya pada rekan kerja lain. 

"150 ribu" Kata rekan tersebut

"Wuah kalah, ku dapat 225 ribu" Balas staf awal

Saya yang secara tidak sengaja mendengar perbincangan ini tertarik mengulik lebih dalan. Usut punya usut, rekan saya ini mendapatkan serangan fajar dari Caleg yang maju. 

Hal menarik justru mereka paham betul bahwa menjelang subuh pada hari pencoblosan akan ada seliweran tim sukses yang mendatangi rumah warga untuk menerapkan strategi serangan fajar. 

Ilustrasi Pemberian Amplop Khusus Kepada Warga | Sumber Medgo Gorontalo
Ilustrasi Pemberian Amplop Khusus Kepada Warga | Sumber Medgo Gorontalo

Ternyata tidak hanya berbentuk uang namun bisa berupa sembako atau kebutuhan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun