Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tusuk Sate yang Patah

7 Januari 2023   09:41 Diperbarui: 7 Januari 2023   09:48 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah kisah sang tusuk sate yang mungkin kau abaikan
Berdiri tegak merumpun di atas pertiwi
Terkoyak habis, terkuliti hingga menipis

Sakitkah?
Mungkin sakitku tak kan bisa kau rasakan
Jeritku, tak kan mampu dirimu dengar
Percuma..
Lebih baik diam menerima takdirku

Arang-arang itu mengganggu
Mereka terlihat bengis, membara
Menggodaku, "Siapkah dirimu sekarang?"
Pasrah..
Dulu aku tegar kini entah kemana rasa beraniku itu
Terkikis dan menghilang

Apakah salahku?
Salahku hidup dalam ketidakberdayaan
Menerima takdir, takdir yang tak ku hendaki

Aku muak dengan lemak-lemak meleleh di badanku
Terbakar api, menghitamkan tubuh ini
Inilah aku sang lidi kotor, kelam, dan menjijikkan
Yang sengaja dirimu patahkan dan buang diantara sampah-sampah

#Puisi_HIM

Denpasar, 07 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun