Fenomena yang dirindukan bagi masyarakat Bali terutama dalam 2 tahun terakhir atau masa pandemi yang membuat pariwisata di Bali terpuruk. Seakan tahun ini menjadi awal kebangkitan wisata dan ekonomi bagi masyarakat di Bali.
Hal yang patut disadari bawa hidup seakan seimbang, ketika masyarakat Bali tengah berbahagia karena pariwisata mulai membaik disisi lain ada fenomena lain yang kini menjadi keprihatinan tersendiri.
Dulu saat pandemi, saya merasakan sendiri lalu lintas terasa senggang. Jika kawasan Ubud, Kuta, dan Canggu sebelum pandemi menjadi area sibuk saat akhir pekan. Bahkan tidak sedikit warga lokal akan menghindari kawasan karena macet, tinggi polusi udara, dan bising akan suara klakson kendaraan.
Saat pandemi, saya merasa jalan di 3 kawasan ini lancar. Bahkan ketika dari arah Kuta hendak ke Tabanan. Saya lebih memilih melewati Canggu yang notabane-nya dulu menjadi zona merah karena macet. Pilihan ini karena sebelumnya zona merah sempat menjadi zona hijau karena aktivitas mobilisasi di Canggu menurun drastis.
Kini kondisi perlahan kembali seperti sebelum pandemi. Kunjungan wisata naik berkorelasi dengan meningkatnya mobilitas di sekitar daerah wisata. Jalan yang semula normal kini mulai macet kembali.
Dampak lain justru saya rasakan sejak 3 hari belakangan ini. Muncul fenomena kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bali khususnya di daerah Tabanan, Badung, dan Denpasar.
Saya menitikberatkan 3 area ini karena lokasi kantor dan tempat tinggal di Tabanan serta rutinitas distribusi perusahaan saya banyak menjangkau area Badung dan Denpasar.
Tiga hari ini saya melihat terjadi kemacetan panjang khususnya di area SPBU. Bahan bakar solar dan pertalite terasa susah di dapat. Ini berdasarkan pengalaman pribadi dimana saya sempat mengunjungi lebih dari 4 SPBU di Tabanan dan sekitar Badung di mana pertalite habis.
Tidak hanya itu armada perusahaan yang kebanyakan menggunakan solar pun sejak Senin pagi (5 Desember 2022) susah mendapatkan solar. Ketika ada SPBU yang masih tersedia solar maka sudah bisa ditebak antrian panjang akan terjadi bahkan hingga diluar SPBU.
Sore ini pun saya harus bepergian dari Tabanan ke Denpasar. Biasanya hanya membutuhkan waktu 50 menit dengan menggunakan motor. Sore ini saya harus menempuh lebih dari 2 jam.