"Ada yang tahu obat alternatif buat turunin demam anak? Tapi jangan rekomendasikan obat sirup ya."
Sebuah pesan masuk dalam WhatsApp grup. Pertanyaan sederhana terkait kesehatan anak. Mengingat saat ini isu pelarangan obat sirup oleh BPOM membuat banyak orang resah dan panik karena tidak sedikit selama ini orang tua yang terlanjur memberikan obat sirup kepada anak.
Mengutip dari salah satu portal berita, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mencatat ada sekitar 206 kasus gagal ginjal akut pada anak,99 di antaranya meninggal dunia (Sumber klik disini). Ada indikasi bahwa penyebab terjadinya gagal ginjal akut pada anak arena kandungan dietilena glikol dan etilena glikol dalam sirup parasetamol.
Tercatat hingga 7 November 2022 ada 69 obat sirup yang dilarang beredar dan dikonsumsi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM menyatakan daftar obat sirup dilarang tersebut akan bertambah lagi (Sumber Klik Disini).Â
Di tengah isu kesehatan ini, saya justru teringat dengan toga yang dulu kerap diajarkan oleh guru dalam mata pelajaran ilmu alam.Â
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Dulu saya pernah iseng menanam tanaman bumbu dapur di pekarangan rumah. Ternyata tidak sulit menanam toga. Dalam waktu beberapa bulan, tanaman sudah bisa dipanen.Â
# Saatnya Menggiatkan Lagi Tanaman Toga di Sekitar Kita
Bagi saya tidak sulit jika kita mau kembali beralih ke tanaman toga khususnya dengan adanya kandungan berbahaya dalam obat sirup anak. Ada beberapa manfaat yang bisa kita ambil. Apa saja itu?
# Perlahan Belajar Bahasa Latin
Dulu semasa sekolah, guru meminta siswa untuk menanam tanaman toga di pekarangan sekolah dan diberi keterangan nama tanaman tersebut dengan bahasa indonesia dan latin. Secara tidak langsung saya ikut belajar sistem penamaan latin.Â
- Jahe (Zingiber officinale),Â
- Lidah Buaya (Aloe vera)
- Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
- Kunyit (Curcuma longa)