Sabtu, 05 November 2022 kemarin beberapa rekan kantor melakukan rutinitas yang cukup berbeda. Beberapa staf pria mulai sibuk membersihkan armada kantor mulai mencuci dan menjejerkan kendaraan di halaman depan kantor. Staf wanita sibuk mempersiapkan sarana upacara dan konsumsi.Â
Ternyata Sabtu kemarin, masyarakat Hindu di Bali tengah memperingati Tumpek Landep. Tumpek Landep dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali berdasarkan sistem penanggalan masyarakat Bali.Â
Hari tersebut jatuh Saniscara Kliwon (Sabtu Kliwon) wuku landep. Artinya dalam setahun, masyarakat Bali akan memperingati 2x Tumpek Landep.Â
Secara makna, Tumpek memiliki arti turun sedangkan Landep berarti tajam. Secara tidak langsung Tumpek Landep dianggap sebagai upaya menyucikan benda-benda tajam dan berujung lancip yang terbuat dari logam.
Namun seiring perkembangan zaman, benda yang disucikan mengalami perluas menjadi segala peralatan atau benda-benda yang dihasilkan dari tangan manusia dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebut saja motor, mobil, sepeda, traktor, komputer, mesin jahit, dan sebagainya.Â
Bagi saya sendiri, meski Non Hindu namun tradisi ini bukan hal baru mengingat keluarga ibu yang mayoritas Hindu selalu melakukan upacara khusus bagi kendaraan setiap Tumpek Landep.Â
Berbeda dengan senior saya yang pendatang di Bali. Upacara ini menjadi hal baru dan menunjukan bahwa masyarakat Bali kental akan budaya dan menjaga nilai agama dengan kuat.Â
"Pak wayan, nanti siapa yang sembahyangin mobil-mobil di kantor?" Saya bertanya kepada seorang leader di kantor.Â
"Ada pemangku pak (pemimpin agama), biasanya kita undang pemangku untuk Tumpek Landep."