Sayang beribu sayang sangat banyak peminjam yang menelan ludahnya sendiri. Janji tinggallah janji.Â
Janji sebulan namun justru hingga berbulan-bulan. Janji nanti akan dikembalikan justru dijadikan hak milik.Â
Ketika janji berutang saja dilanggar apalagi dalam hal sepele. Kondisi inilah yang membuat kepercayaan si pemberi utang terkikis atau bahkan hilang seketika kepada si peminjam.Â
Saya sendiri merasakan hal ini. Ketika janji waktu dilanggar, kelak jika dirinya ingin meminjam lagi kepada saya. Saya memilih menolak untuk membantu. Bukan karena saya kejam, tapi saya pernah dikecewakan oleh dirinya yang tidak menepati janji.Â
# Adab Memberikan Respon
Konsekuensi jika kita meminjam sesuatu kepada orang lain adalah menyiapkan hati untuk mendapatkan pertanyaan "Kapan akan dikembalikan?"
Hal paling dibenci ketika si pemberi utang hanya berusaha memfollow up janji atau sekedar menagih justru dibalas dengan slow respon, tidak menjawab atau yang terparah blokir dan putus hubungan komunikasi.Â
Cara inilah yang menjadi awal rusaknya kepercayaan dan silahturahmi yang selama ini terjaga.Â
Kita sadar ada kondisi di mana janji yang diucap ternyata meleset karena suatu hal, namun adab memberi respon tetap harus dijaga.Â
Maaf ya, uangnya belum bisa ku kembalikan tepat waktu. Boleh ku cicil gak?Â
Bajumu belum sempat ku kembalikan. Boleh minggu depan ku kembalikan?Â