"Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" (Soekarno)Â
Isi pidato Bapak Soekarno menunjukkan bahwa pemuda memiliki peran penting bagi kemajuan negara. Tidak salah mengingat pemuda akan menjadi tonggak utama pembangunan bangsa dalam segala bidang.Â
Namun bagaimana jika pemuda ternyata memiliki wawasan dangkal dan tertinggal dari negara lain?Â
Tentu kita berharap pemuda yang terpilih adalah pemuda yang cerdas, terampil dan memilili inovasi yang berguna bagi bangsa dan negara. Tapi kita tidak boleh mengesampingkan bahwa masih banyak pemuda di tanah air yang belum bisa mengenyam pendidikan tinggi.Â
Merujuk pada data di atas sangat memprihatinkan bahwa tingkat anak putus sekolah khususnya di tingkat SD sangat tinggi. Di tahun 2021 tercatat sebanyak 38.716 siswa yang putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).Â
Tidak perlu jauh, coba saja jika sobat Kompasianer berada di perempatan jalan yang padat atau area publik akan mudah menemukan anak usia sekolah yang berpanas ria mencari uang menjadi pengamen, peminta-minta ataupun badut jalanan.Â
Sempat saya bertanya kepada salah satu anak, mengapa di jam sekolah justru ada di perempatan jalan? Jawaban, tidak punya biaya untuk lanjut sekolah. Artinya dirinya mengikhlaskan mimpi mengenyam pendidikan karena faktor ekonomi.Â
Teringatlah saya pada sosok Eka Tjipta Wijaya, pendiri Sinar Mas Group yang memiliki kisah yang mirip seperti di atas.Â
Sekilas Profil Eka Tjipta Widjaja