Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Strategi Menyiasati Dampak Kenaikan BBM

4 September 2022   21:03 Diperbarui: 5 September 2022   10:27 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penolakan Kenaikan BBM Oleh Masyarakat | Sumber Kabar Banten-Pikiran Rakyat

Berita cukup mengejutkan dimana pemerintah secara resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 3 Agustus 2022. Padahal sebelumnya berita kenaikan sempat diisukan diberlakukan per 1 Agustus 2022.

Menguntip dari situs Kompas, daftar kenaikan BBM yang diberlakukan sebagai berikut :

  • Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
  • Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
  • Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. (Info selengkapnya Klik Disini). 

Kenaikan BBM bukanlah hal baru di tanah air. Hampir di setiap masa Presiden RI pernah menerapkan kenaikan BBM. Alasan seperti kenaikan harga minyak global, subsidi BBM terlalu memberatkan anggaran negara hingga ada unsur kepentingan lainnya. 

Terlepas dari alasan tersebut, masyarakat perlu mengantisipasi kenaikan barang sebagai dampak dari harga BBM yang naik. Wajar mengingat mayoritas pendistribusian barang pasti membutuhkan BBM sehingga mau tidak mau harga barang akan mengalami penyesuaian. 

Bagi masyarakat kelas atas, kenaikan barang bukanlah hal besar. Namun akan berbeda bagi masyarakat kelas bawah. Kenaikan seribu rupiah bisa saja akan berdampak besar pada kondisi keuangan mereka. 

Mengantisipasi hal ini, ada beberapa strategi yang perlu dipersiapkan sebagai langkah bijak mengatasi kenaikan barang dan jasa paska kenaikan BBM dalam waktu dekat ini. Apa saja itu? 

1. Terapkan Share Cost

Jika kita renungkan sejenak sebenarnya ada banyak aktivitas yang bisa diterapkan sistem share cost. 

Misalkan si A berangkat ke kantor dengan menggunakan motor seorang diri. Si B yang merupakan tetangga juga menggunakan motor ke kantor yang jaraknya berdekatan. Alangkah baiknya jika si A dan B berangkat bersama dengan menggunakan 1 motor bergantian. 

Cara ini pernah saya terapkan saat di SMA. Saya bergantian dengan teman yang rumahnya tidak berjauhan. Kami bisa irit bahan bakar, irit service kendaraan karena menggunakan 1 motor bergantian. Seperti minggu pertama pakai motor saya dan minggu kedua pakai motor teman. Begitu seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun