Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Kunjungan Indonesia Ke Rusia-Ukraina dalam Analisa Politik Internasional

6 Juli 2022   19:22 Diperbarui: 7 Juli 2022   08:03 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai lulusan mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional (HI), saya tertarik mencoba memaknai arti kunjungan Jokowi sebagai kepala negara Indonesia bertemu dengan Vladimir Putin selaku Presiden Rusia serta Volodymyr Zelenskyy selaku Presiden Ukraina. Ini karena bisa jadi pertemuan tersebut menyimpan tujuan tertentu. 

Teringatlah saya tentang pernyataan dosen selama kuliah, "Interaksi internasional akan selalu melahirkan kepentingan."

Sebuah pesan yang memiliki makna mendalam. Dulu seorang teman angkatan menganalogikan negara-negara di dunia ibarat sekumpulan warga di komplek perumahan. 

Ketika ada 2 warga bertengkar ternyata bisa membawa pengaruh bagi tetangga yang lain. Ada yang berusaha melerai, ada yang membuat kubu dukungan atau ada sebatas penonton yang berusaha tidak ingin ikut campur. 

Bagi melerai, kepentingan agar pertengkaran ini cepat selesai. Bagi yang membuat kubu bisa jadi ini bentuk pelampiasan mereka terhadap warga yang berkonflik.

Tidak jarang muncul warga yang bersemangat memanas-manasi keadaan. Bagi yang netral berharap mereka tidak terlibat jauh dari pertengkaran warga tersebut. 

Kemunculan Indonesia yang diwakili oleh Pak Jokowi tentu memiliki kepentingan tersendiri. Kepentingan yang saya rasa memiliki jangka pendek maupun jangka panjang. 

Apa saja kepentingan itu? 

Kepentingan Jangka Pendek

Posisi Indonesia sebagai Presidensi Group of 20 (G20) sebagai forum kerjasama yang melibatkan 19 negara dan 1 kawasan (Uni Eropa) tentu telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. 

Tantangan Pak Jokowi saat ini tidak hanya berusaha mempertemukan negara anggota dalam agenda rutin yang rencana diselenggarakan menjelang akhir tahun di Indonesia. 

Saya mengibaratkan posisi Pak Jokowi ibarat ketua RT kompleks di mana ada 2 warganya yang bertengkar. Sudah menjadi tugas Ketua RT sebagai penengah dan menjembatani warganya agar bisa berdamai kembali. 

Tugas Indonesia saat ini cukup berat mengingat Rusia adalah negara superpower dan banyak anggota G20 yang berencana mundur dalam pertemuan G20 jika Rusia diundang dan datang dalam acara ini. 

Saya menilai kepentingan jangka pendek yang tersirat pada kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina selain silahturahmi diplomasi juga mengemban misi untuk menjembatani perdamaian dari 2 negara inu. 

Indonesia masih memiliki beberapa bulan ke depan untuk meyakinkan bahwa konflik telah usai dan pertemuan G20 dapat terlaksana dengan rencana awal tanpa ada tedensi konflik internal. 

Ini mengingat tema G20 yang diangkat adalah Recover Together, Recover Stronger. Tema ini memiliki makna mendalam dan justru diuji pada kepemimpinan Indonesia sebagai Presidensi G20. 

Tentu harapan untuk pulih dan kuat bersama akan susah terjadi seandainya anggota G20 masih mengutamakan ego dan tidak mau berjuang bersama. 

Kepentingan jangka pendek lainnya adalah pelaksanaan G20 akan berdampak besar pada ekonomi dan pariwisata Indonesia. 

Efek pandemi telah membuat sektor pariwisata hancur berantakan dan ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Pelaksanaan G20 yang diagendakan di Bali memiliki misi meyakinkan pada dunia bahwa Indonesia telah pulih pascapandemi. 

Jokowi Tengah Berdialog Dengan Putin | Sumber BBC
Jokowi Tengah Berdialog Dengan Putin | Sumber BBC

Namun misi ini bisa gagal jika G20 batal terlaksana atau berjalan tidak sesuai rencana. Banyak wisatawan maupun investor yang berasal dari negara G20. Jika acara G20 berlangsung sesuai rencana tentu akan menjadi media promosi gratis bahwa Indonesia aman dan layak dikunjungi. 

Kepentingan Jangka Panjang

Kunjungan ini saya rasa memiliki kepentingan jangka panjang bagi Indonesia. 

Kepentingan pertama adalah menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai negara netral. Sudah bukan rahasia umum Indonesia berusaha netral ketika menghadapi situasi konflik.

Sama seperti saat Indonesia memutuskan status sebagai bagian dari Non-Blok saat Perang Dunia II. Kini Indonesia ingin menegaskan kembali bahwa posisi ini tetap sama ketika tengah terjadi konflik Rusia-Ukraina. 

Menjadi posisi netral bukanlah pekerjaan mudah dimana sudah terlalu banyak kepentingan di jaman saat ini. Rusia sebagai negara dengan penghasil gas terbesar membuat negara akan tergantung pada komoditas ini. 

Selain itu dengan besarnya kemampuan militer Rusia membuat negara lain akan berpikir dua kali jika berlawanan dengan Rusia. Apalagi ada kepemilikan hak veto pada PBB pasti memberikan keuntungan lebih. 

Di sisi lain Ukraina yang didukung Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis juga membuat Ukraina tidak bisa dianggap remeh.

Selain itu saya menilai Indonesia akan dikenang sebagai negara di Asia Tenggara yang berada di garda terdepan untuk mendamaikan negara yang tengah berkonflik. 

Sejarah akan dikenang apalagi jika kehadiran Jokowi bertemu pemimpin Rusia dan Ukraina berhasil membuat kedua negara berdamai serta menyelenggarakan G20 pascapandemi dan pascakonflik Rusia-Ukraina yang sempat menghantui ketenangan negara lain. 

Tentu saja jika catatan sejarah akan membekas dalam jangka panjang bahkan hingga di generasi berikutnya.

Ini juga membuktikan bahwa Indonesia telah maju sebagai negara yang diperhitungkan dalam politik internasional. 

***

Kunjungan Pak Jokowi ke Ukraina dan Rusia tentu memiliki kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang.

Kepentingan untuk membantu menciptakan kedamaian bersama, terealisasi G20 yang akan berlangsung dalam waktu dekat serta mampu menekankan posisi Indonesia sebagau negara yang cinta damai.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun