Saya ada kisah unik saat masih kecil. Kakak saya terang-terangan iri melihat saya lebih disayang orangtua. Saya akui, sebagai anak laki-laki satu-satunya di keluarga membuat ibu saya terkesan mengistimewakan saya.
Bahkan untuk urusan sepele seperti mencuci baju saja ibu saya masih mencucikan dan setrika baju saya. Berbeda dengan kakak atau adik saya yang harus mencuci sendiri.Â
Mungkin ada yang langsung berpikir saya tipe manja. Sebenarnya saya tidak ingin diistimewakan berlebih. Selama merantau kuliah, saya selalu mengerjakan pekerjaan sendiri seperti mencuci dan menyetrika.Â
Sepertinya kondisi ini justru banyak terjadi dimana ada orangtua yang memberikan perhatian lebih pada anak laki-laki, anak perempuan atau bahkan anak bungsu.Â
Kondisi ini bisa menciptakan kecemburuan antar anggota keluarga. Respon kakak saya salah satunya yang mengganggap ibu saya terlalu mengistimewakan saya sebagai anak laki-laki.Â
Rasa kecemburuan kakak pada adik dikenal dengan istilah big sibling blues. Saya pernah melihat kasus yang cukup esktrem. Kakak suka bertindak kasar pada adiknya, merusak barang kesukaan adik atau bahkan berharap si adik mendapatkan musibah.Â
Sayangnya orangtua justru menganggap hal ini bukan hal besar serta dinilai normal antara hubungan kakak-adik. Padahal situasi ini jika didiamkan dalam jangka waktu panjang bisa menciptakan kerenggangan lebih luas antara kakak dan adik.Â
Dampak lain yang bisa dirasakan adalah penilaian anak tertua bahwa orangtua tidak menyayangi dirinya lagi. Justru si anak bertindak diluar hal wajar seperti bertindak nakal hanya untuk mencari perhatian orangtua atau berusaha mencari pelarian lain yang buruk seperti mabuk-mabukan, hobi pulang malam atau ke obat-obatan terlarang.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!