Ada teman saya bahkan suka terhadap budaya India hanya karena sering menonton serial India. Teman saya ini sampai berwisata langsung ke India untuk mengenal dan melihat langsung tradisi masyarakat India.Â
Artinya hanya dari serial atau film, ada pengenalan tradisi dan budaya kepada masyarakat global. Ini yang masih lemah dalam industri sinetron tanah air.Â
Ada rasa prihatin ketika saat ini sinetron banyak mengangkat kisah pergaulan anak remaja. Banyak adegan remaja yang susah diatur, berpakaian seenaknya saja, remaja yang sudah terlibat percintaan hingga scene bolos dari sekolah dan suka balapan di jalan.Â
Ini bukan sesuatu yang bisa dibanggakan fan diperkenalkan pada masyarakat dunia. Justru ini akan bahan tertawaan atau bahan gunjingan di mana masyarakat internasional menilai hal negatif adalah lumrah terjadi di masyarakat kita.Â
# Konsistensi Cerita Harus Dijaga
Pernahkah menemukan judul sinetron yang berbeda sekali dengan jalan cerita. Contoh sederhana sinetron Tukang Bubur Naik Haji.Â
Awal cerita kita masih menikmati alur yang sejalan dengan judul. Namun seiring waktu kita menyadari ada penyimpangan cerita. Alur cerita melebar ke mana-mana bahkan ketika tokoh utama Haji Sulam sudah tidak ada dalam scene sinetron. Masyarakat menjadi bingung mau dibawa ke mana sinetron ini.Â
Sinetron lainnya Ganteng-Ganteng Serigala (GGS) yang ditayangkan oleh stasiun nasional di tanah air. Sinetron sempat populer dan melambungkan nama Aliando Syarif sebagai salah satu pemain.Â
Jika membaca judul, saya membayangkan sinetron ini berkisah tentang makhluk serigala yang berubah ke wujud manusia. Sebenarnya logika saya ini benar diwujudkan dalam awalan cerita.Â
Namun seiring waktu arah cerita lebih ke percintaan anak remaja di sekolah. Bahkan mulai muncul makhluk-makhluk aneh lain yang ikut menghiasi sinetron. Ketidakkonsistenan jalan cerita seakan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi industri sinetron tanah air.Â