Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Hati-hati Penggunaan Bahasa Inggris yang Bikin Bule Tersenyum Malu

28 Februari 2022   15:30 Diperbarui: 4 Maret 2022   15:44 2774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahasa Inggris.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Pernahkah sobat Kompasiana melihat spanduk informasi ataupun iklan menggunakan bahasa Inggris yang keliru serta membuat kita mengelus dada, tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak?

Saya pernah dan bahkan sering. Tidak jarang kesalahan ini dialami oleh para pelaku usaha UMKM yang ingin menarik calon konsumen dengan menggunakan bahasa asing yang sebenarnya tidak mereka pahami.

Seorang Wanita yang Tengah Tertawa Lepas | Sumber Keepo.me
Seorang Wanita yang Tengah Tertawa Lepas | Sumber Keepo.me

Cobalah perhatikan contoh spanduk atau papan reklame di bawah. Jika diteliti, ada penggunaan bahasa inggris yang keliru dan membuat saya ikut tersenyum. Jika saya warga Indonesia saja bisa tersenyum geli, apalagi bule yang notabene-nya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu.

Saya menganalisis setidaknya ada beberapa alasan mengapa masyarakat menggunakan istilah asing dalam branding marketing.

Kekeliruan Pengunaan Kata Bahasa Inggris | Sumber IDN Times
Kekeliruan Pengunaan Kata Bahasa Inggris | Sumber IDN Times

Faktor pertama, bingung mencari padanan kata. Sangat wajar mengingat masyarakat lebih lumrah mendengar istilah asing dalam komunikasi sehari-hari. Istilah asing ini lebih familiar di dengar sehingga masyarakat kebingungan mencari padanan kata dalam bahasa indonesia.

Contoh sederhana:

Kata selfie lebih sering digunakan untuk menunjukan kegiatan berfoto dengan menjadikan dirinya sebagai obyek foto. Padahal padanan kata Indonesia adalah swafoto.

Kata Contact Person (CP) yang sering kita jumpai saat mendapatkan brosur sales, melamar kerjaan, atau pada kartu nama. Jika ditelusuri sebenarnya CP memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai narahubung.

Kebingungan mencari padanan kata inilah yang membuat masyarakat menggunakan kata atau kalimat asing yang lebih lumrah di dengar. Namun masalah muncul ketika mereka menuangkan dalam bentuk tulisan. 

Kesalahan umum yaitu menulis istilah asing sesuai penggalan kata yang di dengar. Contoh Bluetooth sering ditulis Blutut; Laundry ditulis Londri atau Londre dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun