Tidak jarang ada atasan yang tidak peka dengan kondisi anak buahnya. Tipe ini harus disiasati dengan sindiran halus.Â
Pernah teman saya memberikan sindiran halus kepada atasannya, "Bos sepertinya ini sudah larut malam. Apakah bisa dilanjutkan besok saja?"
Ia menyindir atasannya yang sering melanjutkan urusan kerja di luar jam kantor atau bahkan hingga malam melalui sistem daring atau pesan online.Â
Si bos yang sadar karena ia telah mengambil waktu santai staf pun segera meminta maaf dan mengatakan akan membahas masalah kerjaan besok di kantor.
Andai tidak ada yang berani speak up, mungkin pembahasan kerjaan bisa hingga malam hari yang mana waktu untuk santai atau bersama keluarga.Â
Saya pun ada kisah unik. Ketika saya sudah merasa di titik lelah karena tugas yang saya ceritakan di awal. Saya mengubah foto profil WhatsApp menjadi gambar orang yang lelah dan butuh istirahat.Â
Tidak butuh lama, ternyata atasan saya peka dan sadar tentang kelelahan saya. Beliau menelepon saya agar weekend ini istirahat dan bisa libur. Hati pun sangat senang padahal itu hanya tindakan sindiran halus namun ternyata mujarab.Â
2. Belajar Percaya dan Mendelegasikan Tugas
Eitss, ternyata ada karakter karyawan yang jika diberi tugas oleh atasan ingin hasilnya terlihat sempurna. Ia berusaha mengerjakan seorang diri karena ia tidak percaya membagi tugas pada rekan kerjanya atau yang lebih parah kepada bawahannya.Â
Ia terlalu khawatir tugas tidak akan terselesaikan dengan baik dan tidak sesuai ekspetasinya jika orang lain yang mengerjakan. Artinya kita sendirilah yang menciptakan kelelahan tersebut.Â