Sebuah keluh kesah disampaikan kepada ku. Ia bercerita pengalaman dirinya dengan atasan di kantor.Â
Kenangan ketika dirinya dan seorang teman yang juga berstatus pegawai baru diajak atasan meeting dengan klien. Berbahagialah dirinya karena atasan ingin membimbing mereka sebagai staf marketing baru di kantor.Â
Ketika selesai meeting, atasan ini mengajak 2 staf baru untuk makan siang di salah satu foodcourt. Atasan bahkan merekomendasikan sebuah stand makanan yang dianggap enak dan favourite disana. Tanpa ragu mereka pun memesan makanan.Â
Kisah sedih dimulai ketika atasan justru membayar makanannya sendiri. Ini artinya 2 staf baru harus membayar makanan mereka sendiri-sendiri. Rasa sedih muncul karena sebagai staf baru dan perantau. Mereka tengah berusaha berhemat sebisa mungkin.Â
Porsi makanan yang dipesan tergolong mahal bagi si staf baru bahkan harga makanan sebenarnya bisa untuk 2 hari. Uneg-uneg pun dilampiaskan dengan mengatakan si atasan tidak peka terhadap anak buah dan terkesan pelit.Â
Sifat orang memang tidak bisa ditebak. Kadang ditempat kerja, atasan ibarat orang tua kita di kantor. Stigma kita, sebagai orang tua atau senior setidaknya bisa loyal kepada anak buah khususnya staf baru.Â
Kasus seperti ini banyak terjadi di lingkungan kerja. Penilaian atasan pelit muncul dari bawahan karena si atasan jarang atau tidak pernah mentraktir anak buah atau membawa sekedar cemilan untuk staf di kantor pun nyaris tidak pernah.Â
Salah satu mimpi seorang bawahan adalah memiliki bos yang royal atau tidak pelit. Namun tidak sedikit yang harus gigit jari.Â
Apakah ada cara khusus ketika kita memiliki Bos yang cenderung pelit pada bawahannya?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!