Saya sudah sering melihat kasus perselingkuhan yang berawal dari teman curhat. Perlahan seseorang curhat tentang pasangannya pada seorang sahabat, rekan kerja atau kenalan. Berawal dari teman curhat berujung rasa cinta.Â
Junior saya ini pun bercerita, orang berselingkuh karena ia masih ingin mendapatkan sosok lain yang bisa menutupi kekurangan pasangan atau menemukan sosok lain yang sesuai dengan ekspektasinya.
Tentu belajar pada kisah junior saya ini di mana ia memanfaatkan cerita kekurangan suami dari si "target gebetan" akhirnya ia bisa mendekati dan akhirnya menjalin hubungan meskipun mereka sadar hubungan ini masuk dalam ranah perselingkuhan.Â
Saya yakin sobat Kompasiana pernah menemukan kasus seperti ini d imana kisah aib keluarga berujung pada si pasangan mencari sosok lain yang dapat menutupi kekurangan pasangannya. Alhasil selingkuh menjadi pelarian dari masalah rumah tangga.Â
# Menceritakan Aib Keluarga Bisa Berujung Petaka
Kita harus sadar bahwa menceritakan aib orang lain tentu perbuatan tidak menyenangkan bagi si korban. Apalagi yang menceritakan adalah pasangan atau bahkan mantan pasangan.Â
Masih ingatkan kasus "ikan asin" yang dipermasalahkan oleh Fairuz A Rafiq dan berujung pada pelaporan kepada pihak berwajib untuk sang mantan Suami, Galih Ginanjar beserta Pablo Benua dan Rey Utami.Â
Belajar dari kasus ini menceritakan aib pasangan apalagi jika sudah menjadi mantan bukanlah sikap bijak. Apapun keburukan atau kekurangan pasangan atau mantan harus bisa dijaga karena kita pun berharap diperlakukan sama.Â
Perceraian pun seringkali terjadi dikarenakan salah satu pihak merasa dipermalukan karena aibnya diceritakan pada orang lain. Saya saja misalkan aib yang selama ini dipendam justru diceritakan oleh pasangan kepada orang lain pasti akan marah. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan menjadikan hal ini sebagai topik serius untuk dibahas.Â
"Aib pasanganmu adalah Aibmu juga"