Selepas memprospek suatu perusahaan di salah satu kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat. Teman mengajak saya makan siang di kawasan kuliner dekat kawasan tersebut.Â
Pandangan saya tertuju oleh seorang ibu penyandang tuna rungu atau tidak bisa mendengar yang tengah sibuk mengatur parkir kendaraan. Di tengah terik matahari, si ibu berusaha membantu mengarahkan pengendara kendaraan.Â
Menggunakan bahasa isyarat, tidak semua pengendara paham tentang apa yang diarahkan. Disini hati saya tertegun, sungguh luar biasa perjuangan ibu tersebut.Â
Ibu itu mewakili banyak kawan penderita disabilitas yang kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Keterbatasan mereka seringkali menjadi hambatan untuk diterima bekerja.
Jumlah pekerja disabilitas dalam sektor formal dalam suatu instansi pun bisa dihitung jari.Â
Menguntip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020 diketahui jumlah penduduk usia kerja penyandang disabilitas sebanyak 17,74 juta orang. Namun baru sekitar 7,57 juta yang sudah mendapatkan pekerjaan (Sumber klik disini).Â
Jika melihat data tersebut artinya mayoritas penyandang disabilitas masih belum mendapatkan pekerjaan yang layak khususnya bidang formal.Â
Ada kemirisan dalam hati ketika penyandang disabilitas seperti tuna rungu harus menjadi tenaga buruh, pengemis, tukang parkir seperti ibu yang sempat saya lihat sebelumnya dan sebagainya.Â
Orang tua yang memiliki putra-putri yang mengalami disabilitas pun seakan bingung mengarahkan keterampilan atau masa depan anaknya.Â
Artikel Lain :Â 5 Keterampilan untung Menunjang Karir Disabilitas