Ada kisah menggelitik ketika melihat seorang anak menangis hingga menjerit-jerit ketika Asisten Rumah Tangga (ART) pamit untuk pulang kampung. Si anak seakan tidak rela ditinggalkan oleh ART yang selama ini mengasuh atau menemani dirinya.
Kondisi kontras terjadi ketika orang tuanya pergi bekerja atau keluar kota untuk beberapa hari. Si anak tampak biasa aja dan seakan bukan perkara besar, padahal si orang tua tidak mengajak si anak bepergian bersama mereka.
Fenomena ini banyak terjadi di sekitar kita khususnya keluarga yang tinggal di kota besar, di mana kedua orang tua sibuk bekerja dan mempekerjakan ART untuk menjaga, merawat, dan mengasuh si anak.Â
Ada ART yang merawat si anak sejak si anak berusia hitungan bulan mulai dari memandikan, memberi susu, makan, hingga menidurkan si anak.Â
Bahkan ketika anak beranjak usia sekolah, ART setia mendampingi, menemani bermain, maupun belajar, hingga untuk urusan mengambil rapot di sekolah pun selalu dilakukan oleh ART.Â
Wajar ketika akhirnya muncul kedekatan emosional dan personal di antara si anak dan ART. Bahkan hubungan si anak dengan ART jauh lebih kuat dibandingkan orang tuanya sendiri karena banyak waktu yang dihabiskan bersama ART dibandingkan orang tua.
Jangan kaget jika ada kritikan bahwa orang tua kandung hanyalah "label semata" yang seakan melahirkan dan membiayai kebutuhan si anak.Â
Namun si anak lebih mengganggap ART sebagai "orang tua" aslinya karena dirinya yang selalu ada dalam kehidupan sosial si anak.Â
Apakah ini suatu masalah besar?
Tentu saya menjawab ini masalah besar. Kasus di mana anak lebih merasa kehilangan ART meski hanya pergi sebentar dibandingkan orang tua yang pergi selama beberapa hari menandakan bahwa anak lebih butuh kehadiran dan sosok ART dibandingkan orang tuanya.Â