Ada sebuah kebanggaan tersendiri jika kita menerima sebuah undangan pernikahan dari kerabat, sahabat, teman kerja atau kenalan. Tentu kedatangan kita seakan diharapkan oleh si pemilik acara.Â
Tidak sedikit dari kita mulai mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari untuk hadir dalam acara tersebut mulai menandai tanggal, memiliki pakaian saat kondangan, mempersiapkan hadiah, janjian dengan teman lain yang diundang hingga menyiapkan akomodasi untuk datang ke tempat acara.
Adanya persiapan yang matang menunjukkan bahwa kita ingin memberikan kesan mendalam tidak hanya bagi diri kita sendiri sebagai tamu namun juga si mempelai dan keluarga yang telah mengundang kita.Â
Seringkali saya terharu ketika melihat perjuangan seorang tamu yang berusaha hadir di acara pernikahan kerabat atau sahabatnya dengan rela pergi ke lokasi yang letaknya jauh, demi bisa turut hadir dalam acara bahagia ini atau sekedar memberikan kejutan manis kepada si mempelai.Â
Sebagai tamu yang baik, kita perlu memperhatikan tindakan atau hal-hal kecil lainnya yang seakan luput dari pemahaman si tamu.Â
Hal kecil yang mungkin bagi si tamu bukanlah hal krusial, namun justru bisa mempengaruhi situasi acara resepsi ataupun kebahagian si mempelai. Apa saja itu?Â
Ketika kita mendapatkan undangan dan hadir pada acara pernikahan, kita perlu menempatkan diri sebagai tamu.Â
Sebagai tamu yang baik, kita wajib memperhatikan beberapa etika yang mungkin mulai terabaikan.Â
Gunakan pakaian yang sopan saat menjadi tamu. Tidak jarang ada saja tamu yang justru ingin menjadi pusat perhatian bagi tamu lain dengan cara busana yang digunakan.Â
Saya pernah melihat sendiri ada tamu wanita yang datang dengan pakaian seksi dan rok mini. Bisa ditebak cara berpakaian seperti ini pada sebuah acara pernikahan sakral tentu akan mencoreng citra si tamu.Â