Tadi siang seorang sahabat curhat kepada saya karena kesal dan terganggu dengan tingkah seseorang yang baru dikenal. Awalnya sahabat saya ini mendapat pesan pribadi dari seseorang di akun sosialnya sekedar kagum dengan pencapaian dirinya. Orang tersebut bermaksud ingin sharing dan meminta kontak pribadi agar mudah berkomunikasi.Â
Sahabat saya ini memang tipe terbuka dan antusias jika ada orang lain ingin sharing pengalaman atau sekedar bertanya seputar informasi yang ingin diketahui. Namun ekspetasi berujung pada penyesalan.Â
Sahabat saya justru merasa risih dan terganggu dengan pesan yang dikirimkan oleh orang tersebut. Ekspetasi chat berupa sharing namun ternyata lebih ke chat personal dan menyimpang dari tujuan awal.Â
Hal lebih tragis pernah dirasakan oleh teman saya lainnya. Dirinya berkenalan dengan seorang cowok di salah satu aplikasi kencan dan saling bertukar nomor ponsel pribadi. Seiring waktu teman saya merasa tidak menemukan kecocokan dan mulai mengabaikan kenalannya tersebut.Â
Ironis, si cowok kesal dan justru menyebarkan kontak si cewek ke berbagai sosial media dengan kalimat yang tidak pantas dan bahkan menghina derajat seorang wanita. Kejadian itu membjat dirinya merasa depresi dan trauma untuk sekian lama.Â
Jika bertanya apakah saya pernah merasa menyesal memberikan kontak pribadi? Saya jawab pernah.Â
Saya teringat sekitar tahun 2015, saya sempat membuka tabungan di salah satu bank swasta. Saya mengisi form pembukaan rekening dengan memasukan nomor telepon yang kebetulan baru saja digunakan.Â
Nomor tersebut memang baru dipakai karena nomor kartu seluler sebelumnya rusak dan saya malas untuk proses pergantian sehingga membeli kartu baru. Nomor itu bahkan saya hanya gunakan untuk paketan internet dan mendaftar rekening tabungan tersebut. Artinya hampir tidak ada teman atau keluarga yang tahu nomor tersebut.Â
Kekesalan saya muncul ketika selang beberapa lama, ada nomor kantor yang menghubungi nomor saya tersebut. Ternyata itu adalah kontak marketing asuransi dan kartu kredit. Saya sempat bertanya darimana mendapat nomor saya apalagi si marketing tahu identitas saya seperti nama.
Kecurigaan saya mengarah bahwa data saya digunakan oleh pihak ketiga saat saya membuka tabungan karena nomor tersebut baru saya gunakan untuk membuka rekening tabungan dan hanya untuk paketan internet saja.
Berkaca pada pengalaman diatas saya sadar bahwa ternyata ada bahaya yang tanpa kita sadari ketika terlalu mudah membagikan kontak personal. Apa saja dampak bahaya yang mungkin bisa terjadi?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!