Kemajuan teknologi memang membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita. Robot menjadi salah satu kemajuan teknologi yang kini kian gencar dikembangkan oleh negara maju. Teknologi robot dipercaya mampu membantu pekerjaan manusia yang mungkin dianggap sulit atau bahkan sebagai langkah efisiensi.Â
Saya teringat serial kartun Doraemon, sosok boneka robot kucing yang dikisahkan selalu membantu Nobita dalam segala kesulitan hidup.Â
Bermodalkan kantong ajaib, Doraemon bisa mengeluarkan berbagai mesin atau peralatan ajaib seperti pintu ke mana saja, baling-baling bambu, senter pengecil, selimut waktu, ataupun televisi waktu. Dalam sekejap, segala kesukaran akan terselesaikan dengan cepat.Â
Dalam kehidupan nyata, sudah banyak pekerjaan manusia yang tergantikan dengan kehadiran robot dan teknologi mesin canggih. Cobalah berkunjung ke Restoran Pepper Parlor yang terdapat di Shibuya, Jepang.Â
Restoran ini mempekerjakan 3 robot bernama Pepper, Nao dan Whiz yang memiliki tugas masing-masing. Pepper merupakan robot yang bertugas untuk menyambut tamu, menawarkan, dan membawa makanan yang kita pesan. Nao bertugas untuk menghibur tamu dengan tarian robotnya yang khas. Sedangkan Whiz bertugas menjaga kebersihan lantai (sumber klik disini).Â
Jika dulu pekerjaan dilakukan dengan tenaga manusia mulai dari pramusaji, cleaning service hingga juru masak. Kini kehadiran robot dianggap mampu menarik minat pengunjung, lebih modern, dan tentu saja tidak akan ada tuntutan kenaikan gaji dari si karyawan jika ada penambahan tugas.
Di Indonesia mulai banyak pelaku industri yang mulai mengalihkan penggunaan tenaga manusia ke tenaga mesin dan robot. Saya pernah berkunjung ke salah satu pabrik minuman terkemuka di Indonesia.Â
Pabrik ini dulunya memiliki karyawan produksi hingga 2 ribu orang namun dalam 3 tahun terakhir manajemen mengoperasikan proses produksi dengan bantuan mesin dan robot buatan Eropa dan Jepang. Tugas dari washing, refill, labelling, sealing hingga packing tanpa ada sentuhan tangan manusia. Keterlibatan peran manusia hanya sebagai operator mesin saja.Â
Pabrik pun melakukan pengurangan jumlah karyawan secara besar-besaran. Dari total karyawan 2 ribu orang kini yang tersisa tidak kurang dari 500 orang saja.Â
Kasus serupa juga menimpa karyawan penjaga tol. Disatu sisi pemerintah kian gencar melakukan pembangunan jalan tol dalam 10 tahun terakhir namun tidak berbanding lurus dengan jumlah karyawan penjaga tol.Â