Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

[Waspada] Tahun 2075 Indonesia Bukan Negara Lumbung Beras Lagi

22 April 2021   11:53 Diperbarui: 23 April 2021   16:00 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses petani memisahkan gabah dari beras dengan cara tradisional(Shutterstock/SERASOOT via Kompas.com)

Kekhawatiran akan adanya permasalahan krisis pangan bisa menghantui tentu beralasan karena jumlah penduduk kian meningkat tiap tahun tapi lahan pertanian menurun. Saya bahkan sering kali melihat lahan pertanian dijual dan akhirnya beralih fungsi sebagai lahan perumahan, industri dan retail perkantoran. 

2. Regenerasi Petani Nyaris Tidak Ada

Coba tanyakan kepada anak kecil terkait cita-citanya. Akan banyak yang angkat tangan jika ditanyakan apakah ingin menjadi presiden, dokter, polisi, tentara atau pengusaha. Namun ketika ditanya siapa yang ingin jadi petani. Mungkin tidak ada atau jika pun ada hanya hitungan jari saja. 

Tidak dipungkiri profesi petani masih dianggap kurang menjanjikan dan tidak prestise. Bandingkan dengan di Australia di mana petani justru menjadi sektor menjanjikan dan dianggap mampu sebagai kerjaan yang eksklusif dan sejahtera. 

Saya pernah membaca jika petani di Australia bahkan banyak yang memiliki traktor berharga mahal untuk mengolah lahan serta pesawat pribadi untuk membantu irigasi, pengontrolan dan sebagainya. Tandanya petani di sana masih menjadi profesi idaman. 

Berkaca pada stigma di masyarakat Indonesia bahwa generasi muda harus memiliki cita-cita setinggi mungkin namun tidak menempatkan profesi petani sebagai prioritas. Bahkan para petani pun mengarahkan anak-anaknya untuk kuliah tinggi dan mendapat kerjaan mapan di kota besar. 

Ketika generasi muda dituntut untuk bekerja di kota daripada di desa maka petani yang tersisa pun sudah berusia lanjut usia dan nyaris tanpa regenerasi. Ini terjadi di desa-desa yang ada Jepang dimana telah ditinggalkan oleh generasi muda. Kondisi ini bisa juga menimpa Indonesia dikemudian hari. 

3. Gencarnya Orientasi Pembangunan dan Modernisasi 

Pemerintah kini kian gencar mencari investor untuk meningkatkan pembangunan dan modernisasi. Terbukti banyak dibukanya kawasan industri, pergudangan, pusat perbelanjaan dan atraksi wisata baru di berbagai pelosok tanah air. 

Pembangunan ini tentu membutuhkan lahan yang luas dan salah satu cara yang digunakan adalah dengan memudahkan perizinaan peralihan guna lahan seperti lahan pertanian ke lahan industri. 

Saya pernah mengobrol dengan warga yang ada di sekitar kawasan industri yang ada di Karawang dan Pasuruan. Warga tersebut cerita jika dulu sebelum ada industri, lahan tersebut adalah lahan pertanian yang luas. Namun dibeli oleh pengembang properti dan beralih menjadi lahan industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun