Dalam dunia kerja selalu ada seseorang yang membandingkan kerjaan, posisi atau suasana kerja dirinya dengan orang lain atau orang disekitar. Ini pun pernah saya alami.Â
"Wuah enak banget dia. Selama Pandemi bisa WFH, kumpul keluarga dan mengerjakan pekerjaan kantor di rumah"
Ungkapan ini pernah muncul di hati saya saat pemberlakuan WFH ditengah pandemi. Ini karena di tempat kerja saya masih menerapkan kerja normal atau Work From Office. Saya juga sempat iri melihat postingan teman saya bisa traveling setiap weekend dan pulang tepat waktu karena di kantor saya, sabtu pun masih harus bekerja bahkan jam kerja saya bisa 10-12 jam karena terkait tugas kantor. Jika lagi ada urusan urgent bisa kerja diatas 12 jam.Â
Diluar dugaan ternyata ada teman yang cerita merasa iri dengan saya. Teman saya seperti kagum karena di kantor saya masih bisa bekerja secara normal. Padahal banyak perusahaan yang tutup dan memberhentikan karyawan. Ada pula yang bilang, wuah enak ya jadi kamu. Jenjang karir bisa secepat itu. Padahal di tempatku naik jabatan susah sekali.Â
Ini artinya istilah rumput tetangga lebih hijau juga terjadi dalam dunia kerja. Kita selalu membayangkan betapa enaknya posisi, lingkungan kerja, fasilitas dan hal lain yang dimiliki oleh seseorang. Artinya kita membandingkan suatu hal yang tidak kita dapatkan atau rasakan dari kisah kerja orang lain.
Saya ingat seorang teman menegur saya, Ndra, rumput tetangga itu tampak luarnya saja hijau namun kamu tidak tahu apa yang di dalamnya?Â
Butuh sekian waktu hingga ku paham maksud teguran temanku ini. Apa yang kita lihat sempurna belum tentu dirasakan demikian oleh orang tersebut.Â
Mengapa?
#1. Kita Hanya Melihat Bungkus Luar Saja
Ini seperti yang saya rasakan ketika iri melihat teman yang bisa WFH selama pandemi. Ternyata cerita dari teman atau adik saya yang mengalami WFH ternyata diluar dugaan. Teman mengatakan bahwa WFH hanya menyenangkan di awal karena bisa mengerjakan tugas di rumah dan ada quality time bersama keluarga. Namun seiring waktu teman saya merasa jenuh dan mengatakan saya bersyukur masih bisa WFO.Â