Saya teringat satu pengalaman jaman kuliah dulu. Saat itu ada kegiatan kampus yang memberikan makanan nasi kotak kepada peserta yang hadir. Wuah sebagai anak kos dan perantauan pasti akan merasa bahagia mendapatkan sebuah kotak nasi berisikan ayam, sayur tumis, tempe dan juga buah. Tiba-tiba seorang teman mendekati saya,
"Ini ayam buat kamu. Mau?", kata teman saya itu
Jujur saya kaget kok tiba-tiba lauk utama yang justru banyak kalangan anak kos sangat mengidamkan mendapatkan menu ayam justru diberikan kepada saya.
"Kamu gak suka ayam?" Tanya saya
"Saya vegetarian" jawabnya
Wow, saya baru tahu jika ternyata teman saya ini seorang vegetarian. Saya jarang memang mengamati menu makanan teman kampus karena sejatinya ketika kumpul di kantin pun mereka memilih menu kesukaan masing-masing. Itu menjadi pengalaman saya bertemu dengan seorang vegetarian. Dirinya mengaku selama ini lebih memilih makan dari nabati seperti Tahu, Tempe, Jamur dan sayur-sayuran.
Seketika saya tukar sayur dan menu nabati dalam nasi kotak tersebut sebagai pengganti daging ayam yang diberikan pada saya. Dalam hati tetap berkata, rejeki anak soleh bisa makan 2 daging ayam.
Muncul pertanyaan mengapa dirinya menjadi vegeterian dan apakah bisa menikmati hidup tidak makan daging selama hidupnya?
Awalnya saya mengganggap kaum vegetarian sangat identik dengan masyarakat beragama Buddha karena kata teman saya yang beragama Buddha ada aliran Buddha Mahayana yang memang menghindari makan daging.
Wajar saya sempat kaget karena pandangan saya keliru selama ini bahwa ternyata ada banyak orang yang memang meniatkan diri sebagai vegetarian seperti yang terjadi pada teman saya ini.
Saya belajar banyak hal bahwa banyak sumber protein lainnya yang bisa digunakan sebagai pengganti daging dan telur yang selama ini sangat banyak ditemukan di sekitar kita. Lihat saja setiap menemukan warung makanan pasti akan ada menu daging dan telur karena notabanenya kedua lauk ini banyak dicari oleh konsumen.
Para vegetarian Indonesia justru menjadikan tempe dan tahu sebagai menu favourite mereka. Olahan kedelai yang sangat familiar dan banyak diolah oleh masyarakat Indonesia. Bahkan jika ada Warga Negara Asing (WNA) yang menetap di Indonesia pasti diminta mencoba menu makanan tahu dan tempe agar bisa merasakan hidup dan budaya warga Indonesia.
Apa tidak bosan makan menu Tahu dan Tempe?
Sekali lagi muncul pertanyaan dalam diri saya apakah tidak bosan makan tahu dan tempe hampir setiap hari? Kita yang mayoritas kaum Omnivora yaitu bisa makan daging hewani dan nabati pasti suka bergonta-ganti menu agar tidak bosan.
Hari ini sarapan pecel sayur dan tempe, siang makan ikan dan malam makan lalapan ayam atau daging rendang. Tujuannya selain menghindari rasa bosan juga mengganggap tubuh butuh asupan daging hewani untuk sumber protein.
Teman saya yang vegetarian mengatakan bahwa jika kita sudah terbiasa hidup sebagai vegetarian maka tidak akan merasakan bosan meski hanya makan tahu, tempe dan sayuran.Â
Ada rahasia bagaimana dirinya tetap suka makan tahu dan tempe setiap hari yaitu ciptakan variasi menu tahu dan tempe yang berbeda. Biasanya mereka yang vegetarian terbiasa mengolah tahu dan tempe menjadi berbagai jenis lauk agar tidak selalu makan tahu dan tempe goreng.Â
Contohnya tempe bisa dijadikan steak tempe, tempe bacem, pizza tempe, tumis tempe, gulai tempe dan sebagainya.
Beneran ada menu Steak dan Pizza Tempe?
Saya pun penasaran Beneran ada steak tempe dan Pizza tempe. Saya mencoba browsing ternyata memang ada steak tempe bahkan banyak orang menuliskan resep bagaimana cara membuat steak tempe yang enak dan sehat.Â
Ternyata sekali lagi ini menjadi informasi baru bagi saya karena selama ini di pikiran saya steak pasti terbuat dari daging sapi dan ayam. (Resep steak tempe klik disini). Bentuk tampilannya pun sekilas memang terlihat seperti steak daging dan juga menggugah selera. Ini tentu menjadi alternatif menu tidak hanya bagi vegetarian namun juga kita yang suka makan menu apapun.
Tidak jauh berbeda ternyata Pizza Tempe pun juga mulai diciptakan. Saya pernah membaca judul Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) karya mahasiswa di salah satu kampus yang membuat Pizza Tempe Bercita Rasa Internasional.Â
Karyanya ini bahkan membuat dirinya mendapat pendanan Dikti dan lolos dalam lomba PIMNAS sebagai ajang lomba PKM Nasional di Indonesia.
Tahu pun juga mengalami banyak kreasi baru. Jika dulu nenek saya senang membuat tahu sambal, tahu isi hingga tumis tahu ternyata kini bnyak menu baru yang bisa diciptakan dari Tahu.Â
Di Bali bahkan ada Cafe Tahu yang khusus menjual berbagai olahan dari Tahu mulai Smoke Tofu, Steam Tofu,Soft Tofu hingga Tofu Dim Sum. Untuk lokasi cafe ini ada disekitar Bedugul, Kabupaten Tabanan.
Artinya ada alternatif lain yang bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi protein kita selain daging dan telur. Tahu dan tempe yang mungkin selama ini disepelekan oleh masyarakat justru bisa menjadi alternatif ketika harga daging dan telur melonjak naik saat mendekati lebaran atau ketika terjadi kelangkaan daging dan telur di pasar.
Teman saya pun yang seorang vegetarian terlihat sehat. Dirinya mengatakan bahwa, menjadi vegetarian itu memang pilihan namun hidup sehat itu adalah kewajiban.Â
Kita paham bahwa mengkonsumsi daging mampu membuat kita terkena kolesterol, kelebihan lemak dalam tubuh dan resiko penyakit jantung. Ini berbeda jika kita menjadi vegetarian karena makanan yang masuk ke tubuh cenderung lebih sehat. Inilah rahasia mengapa orang vegetarian jarang sakit dan awet muda.Â
Sempat saya memiliki pikiran menjadi vegetarian namun apa daya keteguhan hati saya belum sekuat teman saya. Namun setidaknya saya masih suka makan menu olahan tempe dan tahu untuk santapan sehari-hari. Apalagi ketika daging mengalami kenaikan harga dan langka yang pernah terjadi beberapa waktu lalu.Â
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H