Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerai Saat Pandemi, Sungguh Terlalu

10 September 2020   16:23 Diperbarui: 10 September 2020   16:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si suami sibuk melihat postingan para cewek cantik dan berpikir, wuah cewek ini cantik dan pintar berdandan. Beda kaya istri saya. Alhasil si suami mencoba berkenalan dengan si cewek yang ada di postingan. 

Contoh lain bisa terjadi ketika si istri berkeluh kesah melalui status sosial media hanya untuk menarik perhatian orang lain yang ada di pertemanan. Satu persatu orang memberikan perhatian serta memberikan support. Tidak heran banyak kasus terjadi dari teman Curhat menjadi rasa suka dan berujung pada perselingkuhan.

Tidak salah bahwa penggalan lagu Nidji diatas menjadi cermin kehidupan terhadap para pasangan yang berniat mengajukan perceraian. Saya teringat ketika pasangan saat melakukan ikatan suci selalu mengucapkan janji pernikahan. Intinya lebih menekankan pada kesetian dan siap menerima pasangan baik suka dan duka. Namun nyatanya pandemi seakan menjadi cobaan terhadap janji suci yang diikrarkan.

Ada kondisi dimana seorang suami menjadi korban PHK atau dirumahkan sehingga tidak ada pemasukan rutin seperti sedia kala. Tentu saja ini membuat perekonomian keluarga ikut terguncang. Ada keluarga yang harus melakukan super irit bahkan untuk makan saja yang dulu terbiasa makan daging kini dialihkan tahu tempe.

Ketika salah satu pasangan merasa tidak siap dalam kondisi seperti ini maka muncul masalah baru seperti konflik suami-istri, tekanan psikis, hingga upaya beralih ke orang lain yang dirasa lebih nyaman. Jangan kaget ketika sudah muncul konflik membuat salah satu pasangan memiliki pikiran untuk bercerai.

Keprihatinan saya justru mengarah pada pasangan yang memilih untuk bercerai karena faktor ekonomi padahal dulu saat sebelum menikah seakan memiliki impian agar usia pernikahan hingga kakek-nenek dan siap menerima kekurangan pasangan namun ketika muncul cobaan seperti ini segala keraguan hilang seketika.

Saya cukup salut bagi pasangan yang bisa melalui cobaan ini secara bersama-sama dan menjadikan kondisi seperti ini untuk menguatkan cinta mereka karena ketika suami sedang terpuruk justru istrilah yang menjadi sosok penyemangat untuk bisa bangkit. Selain itu juga kondisi seperti ini mengajarkan arti kesetiaan baik setia terhadap janji nikah dulu hingga setia untuk tetap bersama di segala kondisi.

Jangan sampai penggalan lirik Nidji menjadi sindiran kepada pasangan, "kemana janji manismu dulu yang pernah bermimpi mencintaku sampai mati namun ketika pandemi datang, engkau malah pergi dan meninggalkanku terpuruk seorang diri"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun