Kejadian ini tentu jarang terjadi bagi pasangan yang sudah terbiasa hidup susah bersama dan membangun rumah tangga dari nol. Ketika muncul kondisi seperti ini seperti kembali ke masa awal dan tidak terlalu mengambil pusing karena sudah pernah mengalami dan menjalani kondisi tidak punya uang sama sekali.
2. Faktor Psikologis
Faktor terjadi karena masa pandemi ini membuat banyak aktivitas dilakukan di rumah dalam jangka waktu panjang. Seiring waktu akan memunculkan rasa stres bagi pasangan seperti ibu yang terbiasa siang hari bisa berleha-leha menonton atau tidur siang kini stres karena putra-putrinya terlalu aktif di rumah sehingga pusing dengan kenakalan mereka. Suami yang biasanya bekerja kini lebih banyak tidur dan sibuk dengan aktivitas sendiri dibanding membantu istri di rumah ataupyun suami yang stres karena istrinya terlalu bawel di rumah.
Rasa stres yang timbul selama pandemi memang terjadi pada banyak pasangan. Alhasil muncul pertengkaran skala kecil hingga besar karena ketidaksanggupan mereka menahan diri atau emosi. Jangan kaget ketika suami lupa telah menaruh handuk basah di kamar setelah mandi bisa menimbulkan pertengkaran rumah tangga.
Masa pandemi yang sudah berlangsung sejak Maret hingga saat ini tentu membuat pasangan yang tidak siap secara psikologis harus menumpuk rasa emosi dan stres diri dan menjadi bom waktu yang siap meledak. Ketika ada momen yang membuat bom waktu itu meledak maka akan tercipta pertengkaran besar jika salah satu pihak tidak mampu mengalah sehingga permintaan cerai akan mudah terlontar.
3. Faktor Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Suami bisa menjadi sosok yang mengalami gangguang emosi paling tinggi selama pandemi. Tekanan diri bahwa mereka tulang punggung keluarga namun ternyata mengalami PHK atau kebangkrutan usaha, rasa jenuh berlebihan di rumah hingga emosi yang dari dulu tidak terkontrol bisa membawa petaka sendiri di rumah tangga. Selalu ada pemberitaan istri mengalami KDRT selama masa pandemi ini karena suami sudah tidak dapat mengontrol emosi.
Saya teringat pepatah, jangan membangunkan macan tidur. Bisa jadi satu kejadian bisa membuat si macan (dalam konteks ini suami) bisa meluapkan emosinya dan siap menerkam siapa saja. Contoh suami pusing karena baru di PHK tiba-tiba istri datang dengan ngomel-ngomel tidak jelas. Pertengkaran skala besar bisa menimbulkan KDRT yang umumnya si istri yang menjadi korban.
4. Faktor Dunia Maya
Minimnya aktivitas selama pandemi membuat orang sibuk menghabiskan waktu dengan bersosial media. Ini pun bisa menjadi penyebab terjadinya faktor perselingkuhan. Suami sibuk mencari kenalan atau merayu cewek lain di instagram atau facebook, si istri yang berkeluh kesah di sosial media dan banyak mendapat respon dari lawan jenis. Kondisi ini akhirnya memancing keinginan untuk berselingkuh.
Contoh sederhana dari aktivitas kecil namun berpeluang memunculkan aksi perselingkuhan.