Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerai Saat Pandemi, Sungguh Terlalu

10 September 2020   16:23 Diperbarui: 10 September 2020   16:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian ini tentu jarang terjadi bagi pasangan yang sudah terbiasa hidup susah bersama dan membangun rumah tangga dari nol. Ketika muncul kondisi seperti ini seperti kembali ke masa awal dan tidak terlalu mengambil pusing karena sudah pernah mengalami dan menjalani kondisi tidak punya uang sama sekali.

2. Faktor Psikologis

Faktor terjadi karena masa pandemi ini membuat banyak aktivitas dilakukan di rumah dalam jangka waktu panjang. Seiring waktu akan memunculkan rasa stres bagi pasangan seperti ibu yang terbiasa siang hari bisa berleha-leha menonton atau tidur siang kini stres karena putra-putrinya terlalu aktif di rumah sehingga pusing dengan kenakalan mereka. Suami yang biasanya bekerja kini lebih banyak tidur dan sibuk dengan aktivitas sendiri dibanding membantu istri di rumah ataupyun suami yang stres karena istrinya terlalu bawel di rumah.

Rasa stres yang timbul selama pandemi memang terjadi pada banyak pasangan. Alhasil muncul pertengkaran skala kecil hingga besar karena ketidaksanggupan mereka menahan diri atau emosi. Jangan kaget ketika suami lupa telah menaruh handuk basah di kamar setelah mandi bisa menimbulkan pertengkaran rumah tangga.

Masa pandemi yang sudah berlangsung sejak Maret hingga saat ini tentu membuat pasangan yang tidak siap secara psikologis harus menumpuk rasa emosi dan stres diri dan menjadi bom waktu yang siap meledak. Ketika ada momen yang membuat bom waktu itu meledak maka akan tercipta pertengkaran besar jika salah satu pihak tidak mampu mengalah sehingga permintaan cerai akan mudah terlontar.

3. Faktor Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Suami bisa menjadi sosok yang mengalami gangguang emosi paling tinggi selama pandemi. Tekanan diri bahwa mereka tulang punggung keluarga namun ternyata mengalami PHK atau kebangkrutan usaha, rasa jenuh berlebihan di rumah hingga emosi yang dari dulu tidak terkontrol bisa membawa petaka sendiri di rumah tangga. Selalu ada pemberitaan istri mengalami KDRT selama masa pandemi ini karena suami sudah tidak dapat mengontrol emosi.

Saya teringat pepatah, jangan membangunkan macan tidur. Bisa jadi satu kejadian bisa membuat si macan (dalam konteks ini suami) bisa meluapkan emosinya dan siap menerkam siapa saja. Contoh suami pusing karena baru di PHK tiba-tiba istri datang dengan ngomel-ngomel tidak jelas. Pertengkaran skala besar bisa menimbulkan KDRT yang umumnya si istri yang menjadi korban.

4. Faktor Dunia Maya

Minimnya aktivitas selama pandemi membuat orang sibuk menghabiskan waktu dengan bersosial media. Ini pun bisa menjadi penyebab terjadinya faktor perselingkuhan. Suami sibuk mencari kenalan atau merayu cewek lain di instagram atau facebook, si istri yang berkeluh kesah di sosial media dan banyak mendapat respon dari lawan jenis. Kondisi ini akhirnya memancing keinginan untuk berselingkuh.

Contoh sederhana dari aktivitas kecil namun berpeluang memunculkan aksi perselingkuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun