Ada 2 pasal dalam dunia kerja. Pasal pertama, Bos selalu benar. Pasal Kedua, jika Bos salah kembali ke pasal pertama
Cara pandang ini sering kita temukan dalam hal pekerjaan atau aktivitas lain yang masih kuat sisi senioritas. Intinya adalah seseorang yang berada pada level bawah harus selalu menuruti instruksi yang dilevel atas dan tidak ada kata bos salah karena segala yang disampaikan atau diinstruksikan semuanya benar.
Saya pun pernah mengalami hal tersebut dimana atasan menyuruh saya melakukan instruksi yang saya pikir akan menimbulkan masalah. Namun saya paham bahwa tidak menjalankan berarti tidak patuh dan melawan atasan.Â
Mau tidak mau harus tetap dilakukan meskipun sudah paham konsekuensinya. Alhasil apa yang dikhawatirkan pun terjadi sehingga instruksi tersebut memberikan dampak yang kurang baik.Â
Tiba-tiba meeting dilakukan dan dihadiri oleh para petinggi perusahaan. Pada meeting tersebut lempar kesalahan pun dilakukan dimana sebagai karyawan di level bawah menjadi bulan-bulanan kesalahan.
Padahal saya hanya melakukan instruksi yang dilakukan atasan dan sudah memberikan pandangan bahwa kebijakan tersebut memberikan dampak negatif kedepannya. Saya hanya bisa menggerutu dalam hati menerima takdir bahwa kesalahan dilimpahkan kepada saya.
Hal ini juga banyak dialami oleh para pekerja dengan kasus yang berbeda. Misalkan tugas yang kita kerjakan sudah maksimal namun tetap dianggap salah, atasan yang lepas tangan jika ada masalah, apa yang diinstruksikan harus segera dijalankan tanpa perencanaan yang matang maupun kondisi lainnya.
Tidak sedikit yang memilih mundur dari pekerjaan karena merasa kinerjanya tidak dihargai serta atasan tidak mau berpikir bijaksana. Namun ada pula yang memilih bertahan dalam kondisi seperti ini karena menyadari sudah nyaman dengan lingkungan kerja atau susahnya mencari pekerjaan pengganti.
Pasti mereka yang memilih untuk bertahan masih bingung apa yang perlu dilakukan dalam kondisi kerja seperti ini. Berikut beberapa strategi untuk menguatkan hati dan mengantisipasi tidak terulang kembali kejadian tersebut.
Pertama, jadikan pengalaman sebagai motivasi untuk berkembang. Tidak pernah menutup kemungkinan jika karir kita bisa berkembang kedepannya. Jadikan pengalaman ini untuk memotivasi diri untuk memperlakukan bawahan lebih layak dan bersikap bijak.Â