Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jangan Rusak Kendaraan dengan Salah Memilih BBM, Pahami Hal Ini Sebelum Isi BBM

26 Desember 2018   11:20 Diperbarui: 26 Desember 2018   11:21 5748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisa Bahan Bakar Berdasarkan Nilai Oktan dan Rasio Kompresi. Sumber MobilKu.org

Kebutuhan bahan bakar semakin tinggi seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia. Semakin bervariasinya jenis kendaraan serta tipe mesin menyebabkan munculnya berbagai tipe bahan bakar yang dihasilkan oleh perusahaan minyak dan gas milik pemerintah maupun asing sebut saja Pertamina dengan produk Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Racing, Pertamax Dex, Dexlite, ataupun Solar. 

Tidak hanya itu terdapat pula Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) milik asing seperti Shell dan Total yang beroperasi di tanah air. Shell merupakan perusahaan minyak dan gas  berkantor pusat di Belanda dan berbadan hukum di Inggris mengeluarkan jenis BBM seperti Shell Super, Shell V-Power, Shell Diesel, Shell Reguler dan Shell Diesel Extra sedangkan Total sebagai perusahaan minyak dan gas asal Perancis mengeluarkan produk BBM seperti Total Performance 90, Total Performance 92, Total Performance 95 maupun Total Performance Diesel.

Banyaknya varian jenis bahan bakar yang dikeluarkan baik SPBU milik pemerintah maupun asing memang terkadang banyak masyarakat yang masih bingung membedakannya. Pemikiran bahwa semua bahan bakar bisa digunakan oleh semua kendaraan atau anggapan lain bahwa mencampur bahan bakar dapat membuat mesin lebih terdengar halus dan awet itu adalah sebuah kekeliruan. 

Tidak sedikit pengguna sepeda motor yang mengisi motornya dengan jenis Premium, Pertalite dan Pertamax secara bergantian karena informasi salah serta tidak memperhatikan jenis mesin dan kompresi mesin.

Seorang Wanita Mengisi Motor di Pom Diesel. Sumber Liputan6
Seorang Wanita Mengisi Motor di Pom Diesel. Sumber Liputan6
Gambar diatas adalah salah satu contohnya dimana seorang ibu menempatkan sepeda motornya di pom bertuliskan Solar. Ini hanya sebagian kecil kekurangan tahuan masyarakat akan pentingnya memilih jenis bahan bakar sesuai dengan tipe kendaraan dan jenis mesin yang digunakan serta disesuaikan dengan oktan bahan bakar tersebut. 

Saya masih sering melihat mobil bertipe sport, supercar atau tipe yang diyakini berharga milyaran rupiah justru mengisi bahan bakar tipe premium maupun pertalite. 

Pemandangan lainnya seperti mobil angkutan umum yang sebenarnya bermesin diesel namun mengisi premium, motor bermesin 125 cc tapi mengisi tipe Pertamax Turbo karena menganggap semakin mahal bahan bakar tersebut maka mesin kendaraan akan baik dan terawat.

Risiko yang muncul karena ketidaksesuaian bahan bakar dengan jenis kendaraan dapat menyebabkan mesin menjadi lebih panas dan bahkan bisa membuat piston kendaraan menjadi rusak dan berlubang. 

Efek knocking atau ngelitik seperti suara aneh pada mesin kendaraan lebih sering terjadi jika kita salah menggunakan bahan bakar ketika suara tersebut muncul sebagai akibat kompresi mesin tidak maksimal ketika dinyalakan oleh busi.

Menghindari hal tersebut sebaiknya kita perlu tahu dulu nilai oktan atau Research Octane Number (RON) tiap bahan bakar serta kemampuan kompresi serta jenis mesin kendaraan agar kita mampu menggunakan jenis bahan bakar yang tepat bagi kendaraan yang digunakan. 

Oktan 88

Premium merupakan jenis bahan bakar yang memiliki nilai Oktan 88 dan sangat populer di Indonesia. Bahan bakar jenis ini berwarna kekuningan jernih yang berasal dari zat pewarna tambahan (dye) serta ditandai dengan corong (nozzle) warna kuning di SPBU Pertamina . 

Hadirnya Premium dengan Oktan 88 seakan menjadi primadona karena di tahun 1990-an hingga 2000-an mayoritas pengguna kendaraan baik motor hingga mobil memilih menggunakan Premium karena tergolong bahan bakar bersubsidi dan selisih harga tergolong tinggi dengan Pertamax (sebelum hadirnya Pertalite sebagai bahan bakar alternatif). 

Saat ini memang kehadiran Premium dibatasi oleh pemerintah terbukti beberapa kasus kelangkaan Premium sempat melanda sejumlah kawasan di tanah air serta di SPBU di Jakarta sekarang sudah mengurangi penjualan Premium. 

Jenis bahan bakar Nilai Oktan 88 seperti Premium cocok digunakan oleh kendaraan bermotor bermesin bensin seperti motor dan mobil khususnya yang keluaran 2014 kebawah atau memiliki rasio kompresi 7:1-9:1.

Oktan 90

Pertalite yang dikeluarkan oleh Pertamina, Total Performance 90 yang dikeluarkan oleh SPBU Total serta Revvo 90 oleh SPBU Vivo adalah beberapa jenis bahan bakar yang memiliki Oktan 90. Pertalite sebagai bahan bakar beroktan 90 yang dikeluarkan oleh Pertamina pada 24 Juli 2015 kini seakan mulai mampu menggeser penggunaan Premium oleh sebagian pengguna masyarakat. 

Kehadiran Pertalite diharapkan mampu mengurangi subsidi pemerintah terhadap bahan bakar premium. Warna Pertalite cenderung berwarna hijau terang dimana warna nozzle putih dipilih oleh Pertamina untuk penggunaan Pertalite di SPBU. 

Oktan 90 disarankan digunakan oleh kendaraan bermotor tipe motor bebek ataupun matic bermesin bensin keluaran diatas 2014. Ini dikarenakan rasio kompresi motor tersebut lebih cocok untuk digunakan bahan bakar oktan 90 dibandingkan oktan 88.

Oktan 92

Negara maju seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Perancis, Belanda dan lainnya menggunakan bahan bakar oktan 92. Di Indonesia, bahan bakar dengan nilai oktan 92 seperti Pertamax (Pertamina), Performance 92 (Total), Super 92 (Shell) dan Akra 92 (AKR). 

Jenis bahan bakar ini disarankan untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan catalyc converters karena membutuhkan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.  

Kendaraan keluaran terbaru baik diatas 2016 khususnya motor matic dan sport telah banyak yang menggunakan electronic fuel injection dan catalyc converters sehingga sangat tepat untuk menggunakan bahan bakar oktan 92. 

Kendaraan mobil yang memiliki mesin dengan rasio kompresi 9:1-10:1 lebih baik menggunakan bahan bakar jenis ini selain kinerja mesin menjadi optimal, sangat efisiensi karena perbandingan kompresi mesin mobil tinggi serta dapat menurunkan kadar emisi. 

Sangat keliru jika mobil keluaran terbaru justru menggunakan bahan bakar dengan oktan rendah karena pembakaran mesin menjadi tidak maksimal dan justru membuat mesin cepat rusak.

Oktan 95

Bahan bakar dengan nilai Oktan 95 seperti Pertamax Plus (Pertamina), Performance 95 (Total) dan V-Power 95 (Shell).  Bahan bakar ini sangat dianjurkan bagi mobil yang bermesin dengan rasio kompresi 10:1 - 11:1. 

Untuk melihat rasio kompresi dapat dilihat pada buku panduan kendaraan atau bertanya pada dealer saat akan membeli agar kita dapat memastikan bahan bakar yang tepat bagi kendaraan kita. 

Cara sederhana adalah bila nilai kendaraan kita bernilai diatas 500 juta keatas maka umumnya rasio kompresi mesin tinggi dan tepat bila menggunakan tipe bahan bakar ini. Bagi sobat yang memiliki kendaraan motor besar seperti Harley Davidson atau Motor Gede (Moge) dengan kapasitas cc besar maka penggunaan oktan 95 akan memaksimalkan performa motor anda.

Oktan 98

Pertamax Turbo (Pertamina) adalah bahan bakar yang memiliki oktan 98. Bahan bakar jenis ini akan menciptakan pembakaran lebih sempurna, sedikit menimbulkan polutan dan mesin akan terasa awet. 

Mobil tipe supercar atau yang berharga cukup fantastis dengan memiliki nilai jual dari sisi mesin dan kecepatan serta rasio kompresi diatas 11:1 maka dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar jenis ini.

Jenis Kendaraan Supercar. Sumber Gambar Buyagift
Jenis Kendaraan Supercar. Sumber Gambar Buyagift

Bahan Bakar Diesel

Jenis bahan bakar ini hanya digunakan oleh kendaraan dengan mesin diesel seperti angkutan umum, mobil pengangkut ataupun kendaraan modifikasi yang menggunakan mesin diesel. Kendaraan dengan jenis berbahan diesel cenderung mengeluarkan timbal yang besar sehingga tidak heran kendaraan akan mengeluarkan asap yang mengganggu. 

Jenis bahan bakar ini seperti Pertamax Dex, Dexlite, ataupun Solar yang dikeluarkan Pertamina; Shell Diesel dan Shell Diesel Extra oleh perusahaan Shell; dan Total Performance Diesel yang dijual oleh SPBU Total. 

Apabila mesin kendaraan sobat bukan jenis diesel maka jangan sekali-sekali menggunakan bahan bakar jenis ini karena kerusakan pada mesin akan menjadi resiko besar yang harus dihadapi.

Mesin Diesel pada Kendaraan. Sumber PxHere
Mesin Diesel pada Kendaraan. Sumber PxHere

Inilah beberapa jenis informasi yang dapat saya bagikan. Harapannya masyarakat semakin cerdas dalam memilih bahan bakar jangan hanya faktor harga murah atau memilih bahan bakar oktan tinggi yang sebenarnya tidak cocok bagi kendaraan justru menyebabkan kerusakan pada mesin kendaraan. 

Tanamkan budaya malu jika kendaraan anda bernilai ratusan juta namun memilih bahan bakar beroktan 88 dan 90 karena bahan bakar beroktan kecil sebenarnya diperuntukkan untuk masyarakat menengah kebawah.

 Apabila sobat memiliki masukan dan tambahan, silahkan dapat memasukkan hal tersebut pada kolom komentar. Jangan lupa dishare dan diberi nilai ya, karena sekecil apapun informasi yang kalian berikan dapat berharga bagi orang lain khususnya bagi mereka yang belum tahu. Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun