[caption id="" align="aligncenter" width="536" caption="Sumber: merdeka.com"][/caption] "Yuddy sebaiknya tidak melakukan gerakan pendongkelan kepada HT karena yang rugi adalah Hanura sendiri. Bila HT betul - betul pergi dari Hanura, saya khawatir partai ini malah akan semakin terpuruk" - Toto Izzul Fattah, Peneliti Senior LSI Manuver atau pergerakan politik Yuddy Chrisnandi, ketua DPP Hanura dalam mendongkel Hary Tanoesoedibdjo, ketua Bapilu Hanura, mendapat respon negatif dari berbagai kalangan. Perbuatan Yuddy tersebut dinilai justru merugikan Hanura. Banyak yang antipati pada Yuddy karena hanya bisa mengkritik tetapi tidak berani mengevaluasi dirinya sendiri yang gagal sebagai Caleg. Tidak hanya pihak internal Hanura saja yang menyayangkan sikap Yuddy tersebut, juga datang dari kalangan eksternal salah satunya Toto Izzul Fattah yang merupakan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Menurut Toto, alasa yang digunakan Yuddy untuk mendesak HT mundur dari Hanura sangat tidak masuk akal. Alasan Yuddy tidak jauh - jauh dari kepentingannya pribadi. "Saya nggak tahu maksud tersembunyi dari niat Yuddy. Tapi yang pasti tidak jauh - jauh soal itu," kata Toto seperti yang dikutip dari rmol.co. Kritik HT, Prestasi Yuddy Nol Besar Menurut Toto, peran dan kontribusi yang diberikan HT pada Hanura sangat besar ketimbang Yuddy yang tidak berkontribusi apapun. Naiknya suara Hanura yang mencapai 6 persen pada Pileg April lalu, dikatakan Toto sebagai prestasi besar HT yang menjabat sebagai ketua Bapilu. Sedangkan Yuddy tidak memiliki prestasi apapun, jangankan memenangkan partai, untuk memengkan dirinya sendiri saja gagal. "Naiknya suara Partai Hanura hingga lebih 5 persen merupakan prestasi bila dibandingkan dengan partai baru lain seperti, Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)," kata Toto. Selain itu, Toto juga mengatakan dari segi popularitas, HT jauh lebih unggul ketimbang Yuddy. Ini juga berpengaruh pada elektabilatas partai. Kemudian juga masalah finansial, HT sangat loyal pada Hanura. Seluruh biaya iklan kampanye Hanura yang dilakukan secara masif dan menghidupkan kembali mesin partai, berasal dari kantong pribadi HT. “Jadi jangan diremehkan peran dia di partai,” ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H