Mohon tunggu...
Indra Lubis
Indra Lubis Mohon Tunggu... -

Pencinta Kopi Itam

Selanjutnya

Tutup

Politik

Matang Secara Politik, HT Jadikan Perindo Parpol

23 Mei 2014   01:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:13 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Sumber: tribunnews.com"][/caption] Perjalanan Politik HT Pengusaha raja media Indonesia, Hary Tanoesoedibdjo yang akrab disapa HT mulai berkecimpung di dunia politik pada medium 2012. Saat itu, Hary Tanoe memilih bergabung dengan NasDem yang masih berstatus ormas. Awal tahun 2013, HT menyatakan diri mundur dari NasDem yang sudah berstatus partai politik. Secara normatif, HT mengaku mundur dari NasDem karena tidak ada kesepahaman lagi dengan Suryo Paloh. Tetapi pengamat politik UI, Donny Gahral mengatakan mundurnya HT dari NasDem karena persoalan finansial. Menurutnya, HT hanya dijadikan mesin ATM oleh Surya Paloh yang saat itu kesulitan dalam keuangan. "Semula HT dijanjikan sebagai politisi, pemikir, atau konseptor, ternyata hanya menjadi sapi perah saja. HT hanya jadi ATM saja oleh NasDem. Oleh Surya Paloh. Awalnya kan aset Metro TV sahamnya mau dijual. Akhirnya Surya Paloh temukan jalan keluar, dapat dana dari HT, Metro TV gak jadi dijual. Kalau cuma mau jadi ATM saja ngapain kan. Sedangkan urusan kepartaian yang vokal Surya Paloh saja, jengah juga," kata Donny seperti yang dikutip dari jabarprov.go.id. Mundur dari NasDem, HT kemudian bergabung dengan Hanura pada Februari 2013. HT menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. Beberapa bulan kemudian, HT kemudian dipercaya sebagai Ketua Bapilu menggantikan Yuddy Chrisnandi. Keputusan itu diambil Wiranto karena Hanura terancam tidak lolos ke DPR. Puas dengan kinerja HT membesarkan Hanura, Wiranto lalu mengangkatnya sebagai Cawapres Hanura. Namun sayang, Win - HT gagal melaju ke Pilpres karena Hanura tidak menembus parliamentery threshold (PT). Pekan lalu, Wiranto menyatakan berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Jokowi -JK. Dukungan itu langsung disampakan Wiranto di kediaman Megawati tetapi tidak terlihat HT mendampinginya. Rupanya Wiranto sengaja tidak mengajak HT, alasannya karena HT bukan pengurus inti. Awal pekan ini, secara mengejutkan Wiranto mengumumkan pengunduran diri HT dari Hanura. Kuat dugaan, Wiranto "mengusir paksa" HT atas permintaan Suryo Paloh sebagai syarat agar Hanura bisa bergabung dalam koalisi. HT sendiri sampai saat ini belum angkat bicara perihal kemundurannya tersebut. Bangun Indonesia, HT Nahkodai Perahu Politik Sendiri Nasib HT di Hanura ternyata tidak jauh berbeda ketika dirinya di NasDem. HT hanya menjadi mesin ATM Wiranto. Bisa dikatakan semua biaya politik dan kampanye Hanura berasal dari kantong pribadi HT, sedangkan Wiranto tidak mengeluarkan sepersen. Ketika HT semua daya dan modal HT terkuras untuk membesarkan Hanura, Wiranto "mengusir" HT begitu saja. Tidak ada kata terima kasih. Tampaknya pengalaman di dua porpol tersebut telah menempa mental HT. Dirinya sudah matang secara politis. Sebagai pengusaha yang matang dalam perhitungan, HT tentu tidak akan mengulang kesalahan yang sama. HT siap membangun dan menahkodai perahu politiknya sendiri. Perindo kini telah bertransformasi dari ormas menjadi parpol. Tentu, HT bebas menentukan arah ideologinya sendiri dalam membangun Indonesia. Tidak lagi terkunkung dengan paham politik orang lain. "Ke depan saya ingin kita berjuang lebih total dan serius dalam memajukan Perindo khususnya dan Indonesia secara menyeluruh," ujar Hary di Auditorium Utama MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun