Mohon tunggu...
Indra Soeharto
Indra Soeharto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka membaca (Kompas) dan menulis. Pernah tinggal di Muntilan, Mertoyudan, Jogjakarta, Balikpapan dan Jakarta. Sempat bermukim sementara di Manchester, Inggris Raya. Saat ini kembali tinggal dan bekerja Balikpapan, Kalimantan Timur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

[Masih Tentang] Belajar Sambil Bekerja

23 Maret 2010   20:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:14 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak Cuma di Indonesia, mendapatkan pekerjaan juga bukanlah hal yang mudah di inggris raya ini, bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan paruh waktu sekalipun. Saya pernah punya pengalaman berdiri selama lebih dari 3 jam, mengantre untuk wawancara pekerjaan paruh waktu di sebuah department store ternama di Manchester. Masa mengantre menjadi semakin dramatis, karena hujan gerimis yang datang dan pergi.. Bayangkan saja, 3 jam lebih anda berdiri di sepanjang jalan,  kadang gerimis kadang tidak, bersama dengan ratusan pengantre lainnya. Dan ketika waktunya tiba, anda cuma menghabiskan waktu kurang dari 5 menit untuk mengisi formulir, dan kurang dari 15 menit untuk wawancara.. Tentu saja, cerita di atas hanyalah sebuah contoh. Saya juga pernah punya pengalaman lain yang lebih indah. Waktu itu saya melamar sebuah pekerjaan paruh waktu di sebuah stadion terkemuka di Manchester secara online. Selanjutnya, saya mendapatkan jadwal wawancara. Wawancara dilakukan tanpa harus antre, karena setiap pelamar mempunyai jadwal yang berbeda. Saya cukup datang di waktu yang sudah ditentukan, mengisi formulir, diwawancara kurang lebih 15 menit, dan di akhir wawancara saya langsung mendapat “offer letter”. Cepat dan mudah. Selain cara-cara “konservatif” seperti cerita di atas, ada juga cara lain yang acap ditempuh oleh para pelajar Indonesia (dan juga negara lain) untuk mendapat pekerjaan paruh waktu. Caranya adalah dengan memanfaatkan jaringan. Bukan rahasia lagi, bila posisi2 pekerjaan paruh waktu bersifat turun temurun. Misalnya saja, bila ada orang Indonesia bekerja di sebuah restoran, maka, sekiranya di restoran tersebut membutuhkan tambahan karyawan, dia akan cenderung untuk menawarkan kepada sesama orang indonesia terlebih dahulu. Jadi, selain perlu mencari info lowongan pekerjaan, perlu juga berkenalan dengan teman-teman indonesia yang lebih “senior”. Bila pekerjaan sudah didapat, gaji sudah diterima, jangan lupa untuk pintar-pintar membagi waktu. Jangan sampai anda terlalu asyik bekerja dan lalai terhadap tugas utama anda sebagai pelajar. Tidak sedikit cerita-cerita sukses para pelajar yang berhasil membawa pulang ribuan pounds dan tetap memiliki prestasi akademik yang baik. Namun, ada juga cerita kegagalan studi yang terjadi karena terlalu asyik bekerja paruh waktu. Saran saya, sekiranya anda mulai merasa  kesulitan untuk membagi waktu antara studi dan pekerjaan paruh waktu, dahulukanlah apa yang menurut anda lebih penting. Itu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun