Hampir ku tak bisa mengingatnya kembali
Suara yang ingin kudengar,
wajah yang ingin kulihat,
dan senyum yang ingin ku balas untuknya
Rasanya semua hampir sirna dan menghilang dari ingatan
Aku ingat saat kita duduk bersama... berdua...
Saat di hadapanku, kamu bermain flute dan biola
Berbicara sembari menunggu matahari terbenam
Saat itu hatiku berkata, "janganlah berakhir"
Melihatmu tersenyum
Dan caramu memandangku membuatku sangat bahagia
Darimu aku merasakan kehangatan
Dan saat kita akan berpisah.. kamu menggenggam tanganku sebagai tanda perpisahan
air mata yang ingin keluar selalu tertahan saat melihatmu melambaikan tangan,
Bersama senyum di wajahku mengiringi kepergianmu
Namun, aku menyadari satu hal, bahwa kamu istimewa dan sangat berharga
Karena kamu milik Tuhan...
Betapa berdosanya aku yang bisa menghancurkan panggilan hidupmu
Dengan perasaan berbeda…
biarlah kamu hanya menjadi teman dan sahabatku,
dan menjadi ingatan sempurna mengenai seseorang yang mampu menciptakan senyuman
dan sempat menghiasi ingatanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H