Dinamika politik Jakarta menjelang 1 (satu) tahun Pemilihan Gubernur (Pilgub) bergerak semakin kencang, manuver politik dimainkan pada setiap kesempatan, baik oleh calon kandidat, Partai politik, bahkan para simpatisan pendukung. Tidak heran jika setiap sisi dan gerak gerik dari figur yang lekat dengan urusan Pilgub ini akan menjadi sorotan dalam setiap langkahnya, walaupun juga kadang terlalu dipaksakan dalam pemberitaannya.
Bursa pemilihan gubernur DKI Jakarta sudah mulai hangat dan penuh dengan opini yang saling menjurus. Ahok tetap bersikukuh untuk berada di jalur independen, tanpa sokongan partai manapun, tetapi belakangan ini banyak partai yang mengungkapkan akan mendukung ahok, entah benar atau salah. Di satu sisi terdapat partai yang bersikukuh untuk melawan ahok dengan menghadirkan sosok yang tak kalah populer apabila dibandingkan dengan ahok.
Jakarta sebagai miniatur Indonesia tentunya memiliki permasalahan yang kompleks dan krusial apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi, perkembangan hukum dan permasalahan sosial tentunya menjadi problematika serius dalam proses menjaga stabilitas yang ada di DKI Jakarta. Banyak pihak yang setuju apabila Ahok maju dan menjadi gubernur lagi, sifat ahok yang keras dan selalu bertindak menyelesaikan masalah membuat masyarakat jakarta melihat sebuah tindakan konkret daripada sebuah janji-janji semata yang biasa diutarakan pada waktu kampanye. Akan tetapi di satu sisi banyak pihak yang menentang dan mencibir bahwa ahok tidak pantas untuk memimpin DKI lagi. Serangan SARA yang menyangkut agama dan etnis pun dilontarkan, dan banyak propaganda lainnya yang dihasilkan untuk menghancurkan Ahok agar tidak terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Memang belum bisa dipastikan siapa yang akan menjadi lawan Ahok (belum ada pemberitaan definitif), karena pemberitaan munculnya pesaing Ahok pun belum bisa dipastikan secara resmi. Ada yang sudah mendeklarasikan diri secara resmi dan ada yang malu-malu tetapi mau untuk maju ke arena Pilgub DKI Jakarta pada tahun 2017, Para pendukun sedang gencar-gencarnya melakukan manajemen citra dan pemasaran politik untuk mendukung dan membuat sosok menjadi populer dan dekat dengan rakyat Jakarta.
Sekarang pertanyaannya adalah apa yang lebih penting dari semua drama politik di atas, yang paling terpenting adalah kedewasaan berpolitik bangsa Indonesia. Memang dalam negara demokrasi siapapun bisa jadi apapun apabila kedaulatan rakyat memilihnya, akan tetapi kadang di Republik ini sistem demokrasi terus menerus kalah dengan sistem perpolitikan bangsa yang cenderung bergerak ke arah kepentingan golongan. Untuk itu masyarakat harus bisa secara jeli melihat kebutuhan jakarta kedepannya, kebutuhan pembangunan, kebutuhan kelengkapan sarana prasarana penunjang kehidupan dan lain-lain yang tujuannya untuk kemakmuran masyarakat Jakarta. Jakarta tidak hanya bisa diselesaikan hanya menggunakan konsep maupun prediksi yang dihasilkan ketika rapat, tetapi pembangunan jakarta dibutuhkan tindakan yang nyata dan tepat sasaran.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H