Tujuh belas Agustus-an?
Untuk yang ke enam puluh lima kalinya hari ini diperingati bersama. Sudah dengan belasan generasi pula.
Namun apa yang ada? Selain uang milyaran rupiah yang keluar dan sampah-sampah sisa lomba 17-an. Janda-janda veteran yang diusir dari tanah yang sampai menumpahkan harta dan darahnya untuk mendapatkannya. Gelandangan semakin banyak berkeliaran di sekitar istana berharap dapat mengais rizki melalui sampah-sampah yang berserakan usai upacara detik-detik kemerdekaan yang dihadiri oleh para pejabat negara. Ada yang sampai malu dan bunuh diri karena gagal mengibarkan bendera merah putih di hadapan pemimpin bangsa. Hanya karena bendera terbalik.
Ah, sudahlah...
Apakah semuanya hanya klise? Atau hanya sebuah fatamorgana belaka?
Ah, sudahlah...
Ketika hari ke tujuh belas di bulan delapan ini tiba, media-media menyuarakan hal-hal yang terkait dengan kemerdekaan. Mulai dari para pengarang lagu, penjahit bendera, museum-museum, rumah-rumah bersejarah dan para veteran yang kini tempat tinggalnya direbut negara..
Ah, sudahlah...
Entahlah, aku menyukai motto yang disuarakan oleh salah satu perusahaan minyak nasional...dikatakan:
"Merdeka adalah bebas memilih cara berbakti pada negeri"
Nasionalisme adalah perbuatan, bukan sifat.
Ketika semua berkata merdeka, esok mereka sudah lupa.