Ketika tulisan terus sepi pembaca, penulis pemula sering kali merasa putus asa. "Apa gunanya menulis kalau tidak ada yang membaca?" atau "Mungkin aku memang tidak berbakat," menjadi pemikiran yang menghantui. Perlahan, semangat menulis pudar.Â
Banyak yang akhirnya memilih menyerah dan berhenti menulis. Akun mikroblogging mereka dibiarkan begitu saja, tanpa ada unggahan baru. Sayang sekali, karena sebenarnya menulis bukan hanya tentang mendapatkan apresiasi, tetapi juga tentang mengekspresikan diri dan berbagi pemikiran.
Namun, ada penulis yang memilih jalan berbeda. Meski pembacanya sedikit, mereka tetap konsisten menulis. Bagi mereka, setiap tulisan adalah latihan. Mereka percaya bahwa kualitas tidak datang dalam semalam, melainkan melalui proses panjang.Â
Mungkin saat ini hanya ada beberapa pembaca, tetapi siapa yang tahu di masa depan? Konsistensi adalah kunci untuk membangun audiens setia, meski itu membutuhkan waktu. Mereka yang bertahan adalah mereka yang memahami bahwa menulis adalah maraton, bukan sprint.
Sebagai penulis pemula, penting untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Jangan takut kehabisan ide---luangkan waktu untuk membaca atau mencari inspirasi dari pengalaman sehari-hari. Jika terlalu bersemangat dengan banyak ide, coba tuliskan satu per satu dengan fokus.Â
Jangan terlalu kecewa jika tulisan sepi pembaca; itu adalah bagian dari proses. Dan yang paling penting, berhentilah membandingkan diri dengan orang lain. Setiap penulis memiliki perjalanan masing-masing.
Ingat, menjadi penulis adalah tentang menulis, bukan sekadar tentang berapa banyak pembaca atau komentar yang Anda dapatkan. Kalau Anda merasa semua ini terlalu sulit, jangan khawatir. Dunia ini penuh kemungkinan. Kalau tidak berhasil menjadi penulis, siapa tahu Anda bisa membuka warung bakso?Â
Pelanggan bakso tidak pernah bertanya soal EYD atau pesan moral, yang penting kuahnya gurih dan pentolnya empuk. Jadi, tetaplah menulis---atau jual bakso, siapa tahu lebih laris!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H