Bulan Agustus ini, dua Negara tetangga yang masih serumpun merayakan Hari Kemerdekaan. Ya, Indonesia merayakan hari jadi ke 67 pada tanggal 17 Agustus, sedangkan Malaysia dua belas tahun lebih muda merayakan hari jadinya pada tanggal 31 Agustus. Selain hari jadinya yang berdekatan sebenarnya ada banyak kesamaan antara dua Negara ini, namun justru seperti dua Negara serumpun yang berdekatan, dua Negara ini sering menunjukkan ketidakakuran, saling berprasangka buruk terhadap yang lain.
Beberapa saat yang lalu saya memperoleh email dari seorang teman, saya tidak yakin apakah teman saya itu benar-benar pernah ke Malaysia atau tidak. Isi email tersebut yaitu perbedaan penggunaan bahasa Malaysia (Melayu) dan bahasa Indonesia. Saya lupa-lupa ingat, sepertinya pernah membaca tulisan serupa beberapa tahun yang lalu, saya ketika itu menelan mentah-mentah saja isi tulisan itu, tertawa malah, mentertawakan bagaimana orang Malaysia berbahasa sedemikian lucunya, namun kali ini saya tergelitik mencari kebenaran karena saya muak juga membaca tulisan itu beredar di forum forum berbahasa Indonesia
Rumah Sakit Bersalin = Rumah Sakit Korban Lelaki
Entah darimana asalnya orang Indonesia mengira ada “Rumah Sakit Korban Lelaki” di Malaysia, saya pertama kali mendengar istilah ini dari guru SMP saya sekitar tahun 2000-an awal sebagai lawakan obat mengantuk di kelas. Dari hasil pencarian di google “Rumah Sakit Korban Lelaki” hanya ada di forum-forum berbahasa Indonesia. Kata Rumah Sakit dalam situs-situs berbahasa Malaysia dibahasakan menjadi Rumah Sakit juga atau Hospital, lebih khusus ada Rumah Sakit Puan, rumah sakit untuk perempuan. Saya ingat-ingat lagi kapan saya mendengar “Rumah Sakit Korban Lelaki” lagi. Ya, kalau tidak salah dari film warkop (saya lupa judulnya) yang berkisah Dono mencari pacarnya sampai ke Malaysia, disitu ditampilkan petunjuk arah ke “Rumah Sakit Korban Lelaki”. Mungkin dari sini awalnya “Rumah Sakit Korban Lelaki” menjadi popular di Indonesia, guyonan yang semakin lucu karena dianggap serius
Kementerian Hukum dan HAM = Kementerian Tuduh Menuduh
Kementerian Agama = Kementerian Tak Berdosa
Well, tega sekali pengarangnya sehingga membuat nama-nama kementerian yang sangat tidak elegan untuk cabinet Malaysia, dilihat dari situs http://www.kabinet.gov.my penamaan nama Kementerian di Malaysia diantaranya, Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat,Menteri Pelajaran, Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air, Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan, Menteri Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah, Menteri Pengajian Tinggi, Menteri Perdagangan Antarabangsa dan Industri, Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Menteri Sumber Asli dan Alam Sekitar, Menteri Pelancongan, Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani, Menteri Pertahanan, Menteri Kerja Raya, Menteri Kesihatan, Menteri Belia dan Sukan, Menteri Sumber Manusia, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan,Menteri Kewangan, Menteri Pengangkutan, Menteri Luar Negeri, Menteri Wilayah Persekutuan Dan Kesejahteraan Bandar, Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan. Mana yang mirip Kementerian Hukum dan HAM? Mungkin tidak diperlukan kementerian semacam ini di Malaysia, saya tidak tau juga apakah Menteri Pengajian Tinggi yang dimaksud disini semacam Menteri Agama di Indonsia
Angkatan Darat = Laskar Hentak-Hentak Bumi Angkatan Udara = Laskar Angin-Angin "Pasukaaan bubar jalan !!! = Pasukaaan cerai berai !!!" Merayap = Bersetubuh dengan bumi (ooohhh….) rumah sakit bersalin = hospital korban lelaki (bener juga sih...) telepon selular = talipon bimbit Pasukan terjung payung = Aska begayut belok kiri, belok kanan = pusing kiri, pusing kanan
Saya tergelitik mencari tahu apakah bahasa Malaysia benar-benar selucu yang kita kira, tapi ketika saya ketik di google, bahkan di http://www.google.com.my yang saya temukan adalah tulisan yang sama dengan email yang saya terima, jelaslah bahwa penulisnya adalah orang yang berbahasa Indonesia. Saya jadi merasa dibodohi, email yang beberapa tahun lalu saya anggap serius, saya anggap lucu, kini menjadi lucu lagi ketika orang-orang menganggap guyonan sebagai sesuatu yang serius. Kita pasti malu jika bertemu dengan orang-orang Malaysia dan menanyakan dimana “Rumah Sakit Korban Lelaki” atau “Kementerian Tuduh Menuduh”, jadi terlihat siapa yang lebih lucu dalam hal ini.
Saya tau orang Indonesia sangat kreatif, sangat Nasionalis, tapi saya pikir alangkah baiknya jika kreatifitas dan nasionalisme ini ditunjukkan melalui sebuah kebenaran bukan lelucon yang bisa jadi ada yang menganggap serius seperti saya. Semoga baik Indonesia maupun Malaysia makin sejahtera, Dirgahayu Proklamasi Kemerdekaan RI! Selamat Ulang Tahun Kemerdekaan Malaysia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H