Tobadak,- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju Tengah kini tak lagi melayani permintaan test diagnosis cepat (Rapid Test) mandiri untuk masyarakat umum dan hanya memberikan fasilitas tersebut khusus untuk pasien RS dan Screening Covid-19.
Hal tersebut dilakukan pihak RSUD Mamuju Tengah karena menilai selama ini penggunaan alat Rapid Test mandiri tidak tepat sasaran, dan didominasi oleh masyarakat termasuk juga mahasiswa yang ingin melakukan perjalanan ke luar daerah.
Direktur RSUD Mamuju Tengah, dr. Patunrengi, mengatakan kebijakan tersebut diambil karena jumlah alat Rapid Test yang dimiliki pihak RS sangat terbatas dan selama ini lebih banyak digunakan oleh para pelaku perjalanan.
"Dua bulan yang lalu misalnya, saya mendapat laporan bahwa alat Rapid Test di RS ini kehabisan stok padahal saat itu ada pasien yang butuh untuk di Test. Setelah itu saya telusuri ternyata penggunaan terbanyak bukan untuk pasien melainkan masyarakat umum termasuk juga mahasiswa," ujarnya via telepon, Jum'at (20/11/2020).
dr. Patunrengi kemudian memaparkan data, total rata-rata penggunaan alat Rapid Test perbulannya di RSUD Mamuju Tengah adalah 300 pcs, ternyata sebanyak 250-260 pcs itu bukan untuk pasien.
"Hal inilah yang menjadi bahan evaluasi kami, bahwa yang selama ini diprediksikan meleset. Sekarang Kabupaten Mamuju Tengah juga dalam masa tranmisi Covid-19 jadi membutuhkan banyak alat Rapid Test, bahkan sebenarnya seluruh pasien yang dirawat dengan kondisi sekarang harusnya di Rapid semua," jelasnya
Namun, dr. Patunrengi tidak menutup kemungkinan pelayanan Rapid Test untuk membantu masyarakat dan mahasiswa yang ingin keluar daerah kedepannya jika stok yang dimiliki RS memenuhi.
"Mudah-mudahan dihari-hari kedepan ada cukup lagi stok, kami akan buka lagi permintaan Rapid Test mandiri untuk umum," tutupnya.***
(Indra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H