Destinasi wisata yang indah dan menarik seringkali menjadi daya tarik bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia. Salah satu tujuan wisata paling populer adalah  pulau Bali. Pulau ini menawarkan berbagai pesona alam, budaya, dan keindahan yang menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Pulau Bali telah dikenal sejak lama sebagai tujuan wisata yang menakjubkan. Pulau ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya, serta keindahan alam yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai belahan dunia.Â
Bali telah menjadi destinasi populer bagi para pelancong selama beberapa dekade. Namun, kehadiran turis yang berperilaku tidak senonoh di tempat wisata telah menjadi masalah yang merusak citra dan keberlanjutan destinasi di Pulau ini.
Beberapa waktu lalu, Seorang Warga Negara Asing asal Rusia, akhirnya meminta maaf atas ulahnya berpose tak senonoh di puncak Gunung agung. Ia mengaku, tidak tahu adat istiadat hingga norma masyarakat Bali. Sebelumnya, dua turis asal Polandia kedapatan melanggar aturan keluar rumah saat perayaan nyepi di Bali dengan berkemah di Gianyar. Terbaru, seorang bule Jerman  viral lantaran telanjang bulat naik panggung saat pementasan tari Bali di Puri Saraswati Ubud. Untuk mempertahankan keamanan, integritas, dan martabat destinasi wisata, diperlukan tindakan tegas terhadap turis yang berbuat tidak senonoh.
Perilaku tidak senonoh turis, seperti pelecehan seksual, ekshibisionisme, atau tindakan yang melanggar batasan-batasan sosial, tidak hanya merusak pengalaman wisatawan lainnya, tetapi juga memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap komunitas lokal dan industri pariwisata. Destinasi yang terkenal dengan keindahan alam, budaya yang kaya, dan kekayaan sejarahnya menjadi rentan terhadap efek negatif dari perilaku semacam ini. beberapa dampak negatif yang timbul akibat perilaku semacam itu :
Pertama : Kerusakan citra destinasi, Perilaku tidak senonoh turis dapat merusak citra destinasi wisata. Berita atau laporan tentang perilaku tersebut dapat menyebar dengan cepat melalui media sosial dan berdampak negatif pada persepsi orang tentang destinasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan, hilangnya kepercayaan, dan kerugian ekonomi bagi destinasi dan komunitas lokalnya.
Kedua : Gangguan pengalaman wisatawan, Turis yang berperilaku tidak senonoh menciptakan lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman bagi wisatawan lainnya. Hal ini dapat mengganggu pengalaman wisatawan yang seharusnya menikmati keindahan alam, budaya, dan sejarah destinasi. Wisatawan mungkin merasa tidak aman, terganggu, atau bahkan traumatik akibat tindakan tersebut.
Ketiga : Dampak psikologis dan emosional, Â Perilaku tidak senonoh turis dapat memiliki dampak psikologis dan emosional yang serius pada korban dan saksi. Korban pelecehan seksual atau ekshibisionisme dapat mengalami traumatisasi dan mengalami efek jangka panjang terhadap kesejahteraan mental dan emosional mereka. Saksi juga dapat merasa terganggu, takut, atau cemas.
Keempat : Kerugian ekonomi: Industri pariwisata menjadi pilar penting bagi banyak destinasi, dan perilaku tidak senonoh turis dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Jika destinasi kehilangan reputasinya sebagai tempat wisata yang aman dan nyaman, kunjungan wisatawan dapat menurun secara drastis, mengurangi pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis pariwisata lokal. Hal ini dapat berdampak negatif pada lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di destinasi tersebut.
Kelima : Dampak terhadap komunitas lokal, Perilaku tidak senonoh turis juga berdampak negatif pada komunitas lokal. Komunitas dapat merasa tersinggung, terhina, atau merasa tidak dihormati akibat perilaku yang melanggar budaya dan nilai-nilai mereka. Selain itu, perilaku semacam itu dapat menciptakan konflik antara komunitas lokal dan wisatawan, mengganggu hubungan harmonis yang seharusnya terjalin.
Tindakan tegas terhadap turis yang berbuat tidak senonoh menjadi landasan yang penting untuk menjaga keamanan dan integritas destinasi wisata. Pihak berwenang harus menegakkan hukum dengan tegas dan memberikan sanksi yang sesuai terhadap pelaku. Dalam banyak kasus, hukuman yang tidak hanya memberikan efek jera, tetapi juga memperlihatkan komitmen pemerintah dalam melindungi komunitas dan wisatawan, dapat menjadi upaya yang efektif.
Selain penegakan hukum, langkah-langkah pencegahan juga menjadi penting. Pemerintah, operator wisata, dan komunitas lokal harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi terkait etika dan perilaku yang baik di destinasi wisata. Program pelatihan tentang kesetaraan gender, penghormatan budaya, dan keterlibatan komunitas dapat membantu mengubah paradigma dan mengurangi perilaku tidak senonoh.