Pagi itu sepeda motor saya melaju perlahan ketika hand phone di kantong saya berdering. Dengan tetap di motor saya jawab telepon yang masuk. Saat bicara tanpa sadar sepeda motor saya oleng sedikit dan membuat pengendara sepeda motor di belakang saya membunyikan klaksonnya dengan nyaring, marah karena kaget. Tahu salah, saya menoleh ke belakang dan spontan saya mengangguk sambil senyum, tidak sengaja maksudnya. Pengendara motor yang marah itu ikut mengangguk dan terus berlalu. Masalah selesai dengan senyum.
Siangnya di pertigaan yang agak macet, saya paksakan sepeda motor saya menerobos kemacetan dengan berbelok ke kanan. Tiba-tiba “Teeeettt….tteeeet…” Pengemudi Inova dari arah depan membunyikan klakson mobilnya sambil menginjak rem melihat saya menerobos. Laju motor saya tertahan, lalu saya sempatkan melihat pengemudi Inova, mengangguk dan tersenyum. Dia mengangkat tanggannya. Masalah selesai, motor saya kembali melaju.
Sorenya, mikrolet menyalip sepeda motor saya lalu tiba-tiba berhenti di depan saya. Kaget campur kesal motor saya berhentikan di samping sopirnya, mau ngomelin. Dia senyum sambil mengangkat tangannya, hati saya lumer lalu kembali melajukan sepeda motor. Masalah selesai.
Senyum…senyum menyelesaikan masalah. Mudah, hanya diperlukan kerendahan hati dan keikhlasan untuk melakukannya. Dampaknya…dahsyat, bisa mencegah stress dan stroke.
Karena itu…tersenyumlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H