Pemimpin yang berani dan punya visi umumnya mengambil keputusan yang selalu mengundang pro dan kontra. Lee Kuan Yew ketika awal berkuasa banyak melakukan kebijakan yang dianggap kontroversi dan mengundang protes, akan tetapi dia tegar dan berhasil mewujudkan visi nya yaitu menjadikan Singapura sebagai negara kecil yang menjadi macan Asia. Atau misalnya Park Chung-Hee ketika baru berkuasa di Korea Selatan pun banyak melakukan langkah-langkah berani, terutama industrialisasi dan investasi infrastruktus secara besar-besaran. Atau jika kita kembali ke masa China kuno, bagaimana Shih Huang Tie, meskipun banyak mendapatkan berbagai perlawanan, tapi dia berhasil menguasai kelima kerajaan besar di China daratan yang membentuk China daratan bersatu yang kuat, kokoh, dan menjadi adidaya dunia waktu itu selama puluhan abad, meskipun masa berkuasa kaisar ini relatif tidak begitu lama.
Jokowi pun melakukan hal yang sama meskipun kondisi berbeda dengan Lee Kuan Yew ataupun Park Chung-Hee. Hal ini dikarenakan Jokowi menang tipis setelah bertarung dalam kampanye yang sangat berseliweran berbagai kampanye negatif sebelumnya. Ini mirip dengan yang dialami Obama. Ditambah faktor partai-partai koalisi pengusungnya yang sangat tidak rela Jokowi mewujudkan visinya. Jokowi memang bergaya Jawa dalam menghadapi berbagai kritik dan perlawanan, termasuk setengah cuek dan memukul Megawati dan Surya Paloh dengan gaya Jawa nya. Jokowi cuma melokalisir kemauan Megawati sebatas Budi Gunawan yang dijadikan Wakapolri setelah sebelumnya bermesraan dengan Prabowo di Istana Bogor (meski sekedar urusan pencak silat) dalam menetralisir tekanan dari KIH dalam kasus Budi Gunawan untuk dijadikan Kapolri sebelumnya. Memang Jokowi berada dalam kondisi yang selalu bisa lolos dari lubang jarum sejauh ini.
Selain itu Jokowi pun menghadapi kritik dari rakyat Indonesia yang mayoritas kalangan miskin dan menengah, yang memang kalangan ini merupakan kalangan yang paling bergantung kepada berbagai subsidi pemerintah. Jokowi sebetulnya ingin menstimulus bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu memanfaatkan berbagai sarana infrastruktur, dan peluang apapun untuk naik taraf hidupnya. Satu-satunya jalan menjadi orang kaya adalah dengan berusaha keras dan mampu memanfaatkan berbagai peluang tanpa banyak mengemis dan menuntut subsidi pemerintah, seperti halnya anak kecil yang merengek-rengek meminta hadiah Sinterklas yang turun dari langit.
Menyembuhkan penyakit bangsa ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan seringkali harus diberikan obat yang pahit rasanya. Jokowi sudah selayaknya diawasi dan dikritisi termasuk diajuhkan dari berbagai hambatan yang berpotensi membuat bangsa ini kembali mentah dan mundur ke belakang dan terperosok.
Hal yang sangat rawan dari pemerintahan Jokowi adalah tekanan dari gerbong yang dibawanya, termasuk tekanan dari partai koalisi. Sebaliknya koalisi oposisi KMP cukup santai dalam memberikan jebakan kepada Jokowi, dimana jebakan itu bisa membuat Jokowi terjerembab atau malah sebaliknya.
# wilujeng wayah kieu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H