Mohon tunggu...
Indra Gumilar
Indra Gumilar Mohon Tunggu... -

asli urang Bandung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menempatkan Makna Da'wah dan Peradaban

15 Maret 2015   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Da'wah merupakan seni dan teknik mengendalikan cara berpikir dan mempengaruhi pikiran, baik pikiran sendiri maupun pikiran orang lain. Dari cara berpikir ini menghasilkan arah dan tujuan dalam kehidupan yang dijalani oleh seseorang maupun sebuah komunitas dari generasi ke generasi.

Hingga saat ini sudah banyak produk pemikiran dan gagasan yang mempengaruhi jalannya sejarah dan peradaban manusia. Produk pemikiran dan gagasan itu tidak selamanya berupa statement maupun tulisan, akan tetapi sangat banyak yang berupa produk fisik hardware maupun software, mulai dari penetrasi dan penaklukan sebuah bangsa, kebijakan politik, gagasan politik, sosial, sains ilmiah, strategi bisnis, hingga produk seperti antibiotik, anesthetic, bom atom, akselerator partikel, komputer, gadget, facebook, google, handphone, maupun rekayasa genetika misalnya. Kesemua itu merupakan "produk-produk" yang sangat mempengaruhi jalan cerita manusia di kolong langit ini.

Masa depan dan wajah peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai produk tersebut.

Dengan demikian da'wah bukannlah hanya dalam arti mengajak secara bahasa lisan, akan tetapi mencakup cara berpikir, bahasa tubuh, hingga karsa dan karya cipta yang dihasilkan oleh seseorang.
Hanya saja dalam tataran "Da'wah Islamiyyah" seringkali dipresepsikan menjadi sempit lingkupnya. Seharusnya Da'wah Islamiyyah mencakup segala hal dan bersifat universal (ayat qouliyyah dan kawniyyah), bukan sebatas berbicara dan berdebat seputar teologi, tata cara ritual, hingga berdebat masalah fundamental (aqidah) yang kalau ditelusuri perdebatan ini merupakan hasil konflik politik yang selama ratusan tahun telah memakan banyak, hingga ratusan juta, korban jiwa.

Di satu pihak terdapat kalangan yang sudah merasa mapan dengan konflik yang sudah terjadi tadi, misalnya sunni dengan syi'ah yang sudah saling mengutuk dan mengkafirkan. Penganut syi'ah sudah mencapai puluhan juta orang secara konsep harus "dibunuh atau dihabisi" oleh sunni yg penganutnya bisa juga mencapai ratusan juta orang, secara logika ini merupakan api dalam sekam alias potensi yang akan berdampak pada penghancuran peradaban dunia secara keseluruhan.
Islam akan ditunjuk sebagai pihak yang paling tolol dan disalahkan atas kemunduran peradaban manusia, karena sudah sangat signifikan memperlihatkan mekanisme pertumpahan darah atas nama agama.
Demikian juga dengan potensi konflik sejenis yang bisa jadi dialami oleh berbagai peradaban (civilization) lainnya.

Di pihak lain terdapat segolongan manusia yang menghabiskan waktu dan pikirannya untuk bergerak secara global memberikan manfaat kepada banyak orang, tak memandang agama, ras, maupun suku bangsa, dengan menghasilkan berbagai produk yang bersifat membangun peradaban manusia. Bagaimana google bisa dinikmati oleh semua orang yang mempunyai akses internet secara gratis dan membantu dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berbagai riset ilmiah dilakukan agar manusia bisa jauh lebih sehat, lebih praktis, lebih hemat, lebih pintar, lebih cerdas, dan lebih sejahtera....
Dengan demikian kita sebaiknya menempatkan kembali arti dan makna da'wah sebagaimana mestinya bagi peradaban manusia... apakah bersifat konstruktif ataukah sebaliknya...??

# wilujeng wayah kieu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun