BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang bertujuan menjadi kekuatan baru dalam politik dan ekonomi global. Dengan berkembangnya pengaruh BRICS, semakin banyak negara yang ingin bergabung, termasuk Indonesia. Artikel ini membahas mengapa indonesia berpotensi untuk menjadi anggota BRICS dan apa manfaat serta tantangan yang akan dihadapi.
Mengapa BRICS Menarik bagi Indonesia?
1. Kekuatan Ekonomi BRICSÂ
BRICS mewakili lebih dari 40% populasi di dunia dan hampir 25% PDB global, menjadikannya blok strategis dalam perekonomian global. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi yang terus berkembang , memiliki potensi untuk memperkuat aliansi ini dengan kontribusinya (Ichwani, 2024).
2. Keselarasan Kepentingan Global SelatanÂ
BRICS sering dianggap sebagai suara Global Selatan yang memperjuangkan keadilan ekonomi dan reformasi dalam tatanan global. Indonesia berbagi kepentingan yang sama, seperti menuntut perubahan dalam sistem keuangan internasional yang sering bias terhadap negara berkembang. (Pu, 2024)
3. Peluang Geopolitik
Bergabung dengan BRICS dapat memperkuat posisi geopolitik Indonesia di antara negara-negara berkembang lainnya. Hal ini juga memungkinkan Indonesia untuk memperluas pengaruh diplomatiknya di luar ASEAN, sambil tetap mempertahankan peranannya di kawaasn Asia Tenggara (Ichwani, 2024)
Manfaat yang Dapat Diperoleh IndonesiaÂ
1. Akses ke Pendanaan AlternatifÂ
BRICS memiliki lembaga keuangan seperti New Development Bank (NDB) yang dapat memberikan akses pendanaan alternatif bagi proyek infrastruktur di indonesia. Pendanaan ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada institusi Barat seperti IMF dan  Bank Dunia (Pu, 2024).
2. Kolaborasi Ekonomi
Sebagai anggota BRICS, Indonesia dapat meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggota lainnya, seperti China dan India, yang sudah menjadi mitra dagang utama. Kemitraan ini juga dapat membuka peluang baru di sektor teknologi, energi, dan inovasi.
3. Reformasi Global
 Keanggotaan BRICS memungkinkan Indonesia untuk memperjuangkan reformasi di forum global seperti PBB dan WTO, memberikan suara yang lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan global (Pu, 2024).Â
Tantangan yang Mungkin Dihadapi
1. Kompleksitas DiplomasiÂ
Bergabung dengan BRICS dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan komitment Indonesia di ASEAN dan G20. Indonesia harus memastikan bahwa keanggotaan BRICS tidak mengurangi fokusnya di kawasan Asia Tenggara (Salim, 2011).
2. Keselarasan Kebijakan
Setiap anggota BRICS memiliki agenda nasional masing-masing. Indonesia harus memastikan bahwa kebijakan BRICS tidak bertentangan dengan prioritas nasionalnya, seperti agenda pembangunan berkelanjutan.
3. Ketergantungan Ekonomi
Ada risiko bahwa Indonesia dapat menjadi terlalu bergantung pada kekuatan ekonomi utama dalam BRICS, seperti China, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan perdagangan (Ichwani, 2024).
Simpulan
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS menawarkan berbagai peluang strategis, termasuk peningkatan akses pendanaan, perluasan pengaruh diplomatik, dan kolaborasi ekonomi. Namun, tantangan seperti potensi konflik kepentingan dengan ASEAN dan risiko ketergantungan ekonomi harus dikelola dengan hati-hati. Jika berhasil, Indonesia dapat memanfaatkan BRICS sebagai pilar baru untuk memperkuat posisinya dalam tatanan global.
Referensi
1. Ichwani, A. D. A (2024). Forum BRICS Ditinjau Dari Perspektif Hukum Dagang Internasional.
2. Pu, G (2024). BRICS Expansion: New Challenges and Ways to Optimize Cooperation. Humanities and Sosial Sciences.. Bulletin of the Financial University.
3. Salim, Z. (2011). Indonesia in the G20: Benefits And Challenges Amidst National Interests and Priorities.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H