Mohon tunggu...
Indra Gumilar
Indra Gumilar Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

BRICS sebagai Pilar Baru Dunia Ketiga: Mengapa Indonesia Memilih Bergabung?

30 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS di Rusia Plus. (Instagram/sugiono_56)


BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) adalah kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang bertujuan menjadi kekuatan baru dalam politik dan ekonomi global. Dengan berkembangnya pengaruh BRICS, semakin banyak negara yang ingin bergabung, termasuk Indonesia. Artikel ini membahas mengapa indonesia berpotensi untuk menjadi anggota BRICS dan apa manfaat serta tantangan yang akan dihadapi.


Mengapa BRICS Menarik bagi Indonesia?

1. Kekuatan Ekonomi BRICS 

BRICS mewakili lebih dari 40% populasi di dunia dan hampir 25% PDB global, menjadikannya blok strategis dalam perekonomian global. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi yang terus berkembang , memiliki potensi untuk memperkuat aliansi ini dengan kontribusinya (Ichwani, 2024).


2. Keselarasan Kepentingan Global Selatan 

BRICS sering dianggap sebagai suara Global Selatan yang memperjuangkan keadilan ekonomi dan reformasi dalam tatanan global. Indonesia berbagi kepentingan yang sama, seperti menuntut perubahan dalam sistem keuangan internasional yang sering bias terhadap negara berkembang. (Pu, 2024)


3. Peluang Geopolitik

Bergabung dengan BRICS dapat memperkuat posisi geopolitik Indonesia di antara negara-negara berkembang lainnya. Hal ini juga memungkinkan Indonesia untuk memperluas pengaruh diplomatiknya di luar ASEAN, sambil tetap mempertahankan peranannya di kawaasn Asia Tenggara (Ichwani, 2024)


Manfaat yang Dapat Diperoleh Indonesia 

1. Akses ke Pendanaan Alternatif 

BRICS memiliki lembaga keuangan seperti New Development Bank (NDB) yang dapat memberikan akses pendanaan alternatif bagi proyek infrastruktur di indonesia. Pendanaan ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada institusi Barat seperti IMF dan  Bank Dunia (Pu, 2024).


2. Kolaborasi Ekonomi

Sebagai anggota BRICS, Indonesia dapat meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggota lainnya, seperti China dan India, yang sudah menjadi mitra dagang utama. Kemitraan ini juga dapat membuka peluang baru di sektor teknologi, energi, dan inovasi.


3. Reformasi Global

 Keanggotaan BRICS memungkinkan Indonesia untuk memperjuangkan reformasi di forum global seperti PBB dan WTO, memberikan suara yang lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan global (Pu, 2024). 


Tantangan yang Mungkin Dihadapi

1. Kompleksitas Diplomasi 

Bergabung dengan BRICS dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan komitment Indonesia di ASEAN dan G20. Indonesia harus memastikan bahwa keanggotaan BRICS tidak mengurangi fokusnya di kawasan Asia Tenggara (Salim, 2011).


2. Keselarasan Kebijakan

Setiap anggota BRICS memiliki agenda nasional masing-masing. Indonesia harus memastikan bahwa kebijakan BRICS tidak bertentangan dengan prioritas nasionalnya, seperti agenda pembangunan berkelanjutan.


3. Ketergantungan Ekonomi

Ada risiko bahwa Indonesia dapat menjadi terlalu bergantung pada kekuatan ekonomi utama dalam BRICS, seperti China, yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan perdagangan (Ichwani, 2024).


Simpulan

Keanggotaan Indonesia dalam BRICS menawarkan berbagai peluang strategis, termasuk peningkatan akses pendanaan, perluasan pengaruh diplomatik, dan kolaborasi ekonomi. Namun, tantangan seperti potensi konflik kepentingan dengan ASEAN dan risiko ketergantungan ekonomi harus dikelola dengan hati-hati. Jika berhasil, Indonesia dapat memanfaatkan BRICS sebagai pilar baru untuk memperkuat posisinya dalam tatanan global.




Referensi

1. Ichwani, A. D. A (2024). Forum BRICS Ditinjau Dari Perspektif Hukum Dagang Internasional.


2. Pu, G (2024). BRICS Expansion: New Challenges and Ways to Optimize Cooperation. Humanities and Sosial Sciences.. Bulletin of the Financial University.


3. Salim, Z. (2011). Indonesia in the G20: Benefits And Challenges Amidst National Interests and Priorities.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun