Sungguh luar binasa. Bagaimana TimNas kita mampu membuat Philipina bertekuk  dengan permainan tidak terstrukturnya. Dengan akumulasi kartu kuning yang jauh lebih banyak cukup membuat Philipina harus mengakui bahwa mereka sedang tidak bermain bola dengan yang sebenarnya. Sungguh sebuah pertandingan yang sangat menarik. Bahkan bagi seorang seperti saya yang tidak banyak tahu dengan persepakbolaan akhirnya larut dengan euforia yang tercipta.
Pada awal pertandingan saya telah memutuskan untuk meninggalkan sejenak penulisan laporan praktikum saya. Babak pertama berlangsung kami warga kost-an menonton di salah satu kamar rekan dengan fasilitas TV Tunner. Pada saat El Loco berhasil menggoyang jaring gawang serentak semua terharu dan berteriak hingga kami lupa bahwa di lantai bawah terdapat keluarga yang sedang beristirahat. Semua kami lupakan.
Babak kedua, kami menyadari bahwa pertandingan akan kembali berlangsung seru. Untuk itu kami berbondong-bondong untuk ke kampus. Di sana telah disediakan ruangan khusus dengan proyektor yang cukup untuk menampung audience yang terhanyut dengan permainan Okto Maniani sang jawara jebolan tanah papua. Jujur, diantara sebelas pemain yang bermain, Okto sangat menarik perhatian saya. Bermain dengan cukup santai dan natural. Â Didukung dengan skill yang sangat mumpuni. Begitupun halnya dengan Markus yang senantiasa memainkan adrenalin penonto. Saya pun greget debuatnya.
Hingga berakhirnya babak kedua, saya tidak menyadari bahwa saya ternyata belum makan. Hanya rekan satu kost saya yang mengingatkan. Akhirnya kami beranjak menyusri sepinya jalan Jogjakarta. Tentu tahu mengapa demikian. Semua baru saja beranjak dari depan layar televisi.
Dengan menunggu kurang lebih 15 menit makanan yang telah dipesan sudah terhidangkan. Cukup berkelas untuk anak kost-an. Ayam goreng kremes dengan samabal pedas dan Es jeruk. Maklum karena terpaksa, yang tersisa hanya ayam. Sebenarnya makanan itu sangat enak. Namun karena atmosfer timnas masih sangat berasa, maka makan ini tidak berasa sama sekali. Terlebih dengan perbincangan yang masih dengan topik Gonzales yang berhasil mencetak gol semata wayang untuk timnas. Saya sangat bangga dengannya. Bawah naturalisasinya tidak sia-sia dan saya kira dia sangat menghargai Bentangan Sayap Garuda yang ada di dada kirinya.
Semoga Lambang tersebut tidak tergantikan dengan logo PSSI yang saya kira masih harus mengala dari segi kedudukannya.
Bravo TIM NAS INDONESIA....!!!
Kami berharap engkau menahan rasa lapar kami pada tanggal 26 dan 29 Desember nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H