Benar, kita harus minum kopi hati-hati. Barangkali kopinya pahit dan tidak biasa akhirnya muntah-muntah atau bisa jadi kopinya beracun dan menyebabkan kematian. Jangankan minum kopi, minum air putih pun haru hati-hati. Tapi untuk kali ini saya menghimbau hati-hati, berdasarkan pengalaman saya.
Sore hari kemarin (10/10) saya diberikan oleh seorang rekan saya puluhan bungkus kopi sachet dari produk terkenal (kapal-kapalan). Karena merasa itu terlalu banyak untuk saya konsumsi sendiri, maka saya bagikan kepada rekan-rekan kos lain. Lagi pula saya tidak terlalu suka dengan kopi.
Malam harinya saya sedang duduk menonton televisi sambil menyelesaikan esai saya yang harus selesai dan dikirimkan malam itu juga. Mungkin karena mengerti selama seharian saya banyak menghabiskan waktu di depan laptop, Ia membuatkan secangkir kopi panas. Wahhh, terimakasih banget nih. (perhatian banget ya??)
Seduhan pertama, mantap. Benar-benar komposisi yang pas dan tepat untuk selera saya sebagai penikmat amatir. Mungkin kalau saya beri nilai, skornya A- lah. Tapi kalau senikmat itu, rasanya pantas kalau dia berprofesi sebagai percaik kopi di cafe coffee. Intinya benar-benar nikmat hingga akhirnya kopi itu habis. Namun celakanya esai saya belum rampung.
Karena program acara favorit saya sudah selesai, saya kembali ke dalam kamar. Kembali melanjutkan esai saya yang harus dikumpul dalam waktu 2 jam tersisa. Hingga kurang lebih 45 menit kemudian, esai sudah siap kirim setelah menjalani beberapa perubahan/editing.
Keanehan sudah mulai muncul, saya tidak pernah merasa mengantuk. Sedangkan pacar saya sudah tertidur, karena teleponnya tidak diangkat. Jam menunjukkan pukul 12.45 sekarang, tpai rasa kantuk pun tak kunjung datang. Biasanya jika tidak bisa tidur pada jam-jam 'kritis' seperti itu, pasti karena saya paksakan entah karena tugas atau sesuatu yang mengharuskan kerja lembur.
Kebetulan karena masih belum ngantuk, saya ada ide untuk menuliskan pengalaman saya memakai produk kecantikan. Cukup lama saya menuliskan artikel itu, mungkin sekitar 1 jam. Artikel itupun selesai dan di publish, mata masih saja terang menderang. Saya semakin heran, ini sudah jam 2 tapi mata tetap tidak bisa dikompromi. Bahkan sampai saya memaksa mengguling-gulingkan tubuh mencari posisi yang nyaman.
Semakin pagi hingga akhirnya pukul 3 telepon berdering, oh rupanya pacar saya. Ia selalu setia menemani, tidak hanya saat tidur tapi juga di kala bangun. Kaget juga dia mengapa saya tidak bisa tertidur. Berulang kali saya berusaha mengingat dan mencari tahu, apa sebenarnya yang membuat saya tidak bisa tertidur. Singkat cerita, hingga saat ini saya tidak bisa juga tertidur. Bahkan saya tidak takut bolos akibat ketiduran, karena pada hari ini saya kuliah pukul 10.
Sampai akhirnya setelah shalat subuh, saya baru ingat. Ini pasti karena minum kopi semalam. Saya tanya ke rekan yang memberikan kopi semalam, mengapa demikian hebat efeknya. Apakah sebenarnya yang terkandung di dalam kopi itu. Ia menjelaskan bahwa, kalau memang orang yang tidak terbiasa dengan minum kopi dan mencobanya maka efeknya akan seperti saya. Tapi lain halnya dengan mereka yang terbiasa, kopi tidak akan terlalu berpengaruh dalam pola tidur.
Oh ya, saya tahu sudah jawabnya. Kapok sih gak juga, tapi saya jadi tahu resep yang mujarab untuk membuat mata melek ketika mengerjaka tugas lembur dari kampus. Swear, sampai saat ini efeknya masih terasa. Saya tidak bisa tidur barang semenit pun. Dosen yang notabene membosankan pun membuat saya seolah gairah.
Kopi...Kopi... Dahsyat benar khasiatmu. Jadi, hati-hati minum kopi kalau tidak terbiasa.