Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suaramu, Semangatku

7 Oktober 2011   17:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persisnya tertulis- "suaramu, semangatku :D — with Indra F. Soaleh.", di akun facebook seorang gadis remaja yang juga menautkan nama akun fb saya. Seketika setelah membacanya, raut wajah saja sudah berbeda, sumeringah dan bawaan hati ini rasanya adeem banget. Kata-katanya simpel tapi bagi saya menyiratkan sebauh makna yang sangat dalam, terlebih lagi itu ditujukan kepadaku. "Thank you honey..." dalam hatiku membalasnya.

Gadis itu sudah lama menemani keseharian saya. Pacar orang sering menyebutnya, tapi saya lebih suka dengan sebutan kekasih. Memang, Ia tidak menemani tepat di sampingku, karena kami terpisah oleh jarak tentunya juga ruang dan waktu. Memang, kami tidak berpegangan tangan, saling merangkul, berpelukan, atau bahkan berciuman, dll. Melainkan hanya bermodalkan speaker ponsel yang memediasi suara kami berdua untuk melakukan hal-hal semacam tadi. Sederhana, pacaran jarak jauh seperti ini ternyata bisa meminimalisir kemungkinan dosa besar saat berpacaran.

Ya, selama ini kami menjalani hubungan jarak jauh atau dalam bahasa kerennya LDR (tahulah akronimnya). Kesempatan bertemu sangat terbatas, itupun pada momen pulkam (kebetulan sedaerah) dan liburan. Saya di Yogyakarta sementara dirinya di Kota Jember. Menumpang Bus Patas hingga tiba di Terminal Bungur Asih Surabaya dengan waktu tempuh kira-kira 10 jam. Dilanjutkan dengan perjalanan dengan KA selama 4 jam hingga akhirnya tiba di Stasiun Jember. Disanalah biasanya Ia biasa menjemputku dengan senyumnya yang selalu kurindu.

Tidak hanya malam ini, hampir setiap malam kami aktif berkomunikasi. Baik hanya untuk sekedar bercerita tentang kesibukan masing-masing di hari itu, ataupun menyampaikan rasa kangen, sebel, ngambek atau amarah sekalipun terhadap satu sama lain. Biasalah jiwa muda, bahkan yang tua pun demikian bukan?

Malam ini saya menemaninya untuk mampu mengingat sebuah materi yang diberikan oleh dosennya. Sistem perkuliahan di FKG memang berbeda dengan dunia teknik. Dari saya sendiri menilainya 'ribet'. Diminta atau tidak, saya selalu bersedia untuk menemaninya, kalau pun sedang kesal atau ngambek ya saya biarkan saja amarahnya hilang lebih dulu. Kemudian semua berlangsung seperti sedia kala, tidak ada masalah. Singkatnya, saya sudah paham benar karakternya.

Akhir-akhir ini Ia sering disibukkan dengan kegiatan sebagai mahasiswi baru di kampusnya. Kadang jika diperlukan saya turut serta membantunya. Terasa ada sebuah kepuasan batin karena bisa membantunya. Ya, inilah salah satu indahnya cinta. Walau cinta itu dibina dalam batasan jarak dan waktu, tapi 'strategi' tetaplah yang menentukan. 'Strategi' yang saya maksud lebih menekankan pada kesiapan mental sang pria. Apakah Ia benar-benar mampu memainkan peran dinamis atau tidak? Jika tidak, ceritanya mungkin berbeda.

Kembali pada judul tulisan ini. Ia tuliskan dalam status FB-nya dan kebetulan saya OL dan membacanya. Rasa haru seketika muncul, bahwa tidak berlebihan jika saya adalah bagian dari hidupnya. Begitu banyak orang di luar sana yang 'patah' atau kehilangan semangat hingga berujung pada haltidak rasional. Alangkah bahagianya saya ketika mampu menjadi sumber semangat untuknya.

Suara di ponsel itulah yang dimaksud. Seingat saya, belum ada yang mengatakan bahwa suara saya 'bagus' di speaker ponsel. Yang ada malah sebaliknya. Tetapi Ia meyakinkan diriku mampu untuk menjadi yang terbaik bukan terpaksa menerimaku apa adanya. Sebuah kebahagiaan bukan, jika seseorang menemukan 'sesuatu' pada diri kita?

Hingga kini Ia sudah tertidur pulas rasa rindu yang amat dalam masih menyelimutiku. Sangat rindu bahkan. Seperti malam-malam lalu, kata-kata ku mengantarkannya untuk memejamkan mata. Saat subu menjelang bergantian kami saling membangunkan untuk bersujud pada Illahi. Harmonis memang, dan itulah yang saya harapkan. Bukan hanya sekedar cinta menye-menye yang menyilangkan ego masing-masing dan tidak tahu titik temunya dimana.

Masa muda memang terasa indah, coba kalau sudah lama-lama...

Entahlah jika tidak berlebihan dari saya pribadi tidak mampu memperkirakan apa yang kira-kira bisa membuat ini berakhir. Saya sudah sangat nyaman dengan kondisi seperti ini. Dinamika-dinamika selama kurang lebih 2 tahun kami berhubungan sudah banyak memberikan pengertian-pengertian baru dalam menyikapi setiap permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun