Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kumbang dan Bunga Malam, Harapan Menjadi Duta Malam

6 Agustus 2011   18:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduh jalan malam lagi deh. Gaya hidup "ngalong" (tahunya dari denger-denger doang), sepertinya akan menjadi kebiasaan baru dalam hidupku. Entah sejak kapan awalnya, hingga saat ini seolah menjadi kebiasaan dan ketagihan dengan ngalong-ngalong seperti ini. Bareng siapa? Siapa lagi kalau bukan si Ichan aliasn Ihsan alias Fawzi alias Nurul. Jenis kelaminnya, serupa dengan saya.

Hanya berselang sehari kami kembali dipertemukan (ihhh njijiki, kata teman FB-ku), sekali bertemu seperti ini pasti di tengah malam. Tujuannya gak jauh-jauh dari McD (bukan promosi). Apakah yang dibeli? Hanya satu macam dan itu terus berulang hingga tak tahu kapan akhirnya, yakni ES KRIM. Harganya MURAH hanya 5ribu sudah dapat internet gratis. Alasan apalagi kalau kami tidak tergiur dengan fasilitas semacam itu? Mahasiswa yang sok aja yang nggak mau. Kecuali kami yang sederhana ini.

Dompet boleh kere, tapi tongkrongan gak ada muka kere. Sore-sore dinding FB (ada pintunga nggak ya?), biasanya sudah disamperin olehnya. Tapi hari ini, sepertinya dia sudah punya pulsa untuk mengirimkan sepucuk sms kepadaku (ah romantis amat ya?). Isinya singkat tapi rada GJ (Gak Jelas), "Dimana?". Huuuufft, mungkin providernya berbayar dengan sistem karakter. Dengan begitu, Ia hanya berbayar sekitar 7 karakter saja (saya baru ingat, sepertinya ini pernah menjadi salah satu layanan salah satu provider terkenal di tanah air, tapi apa ya? LUPAKAN).

Singkatnya kami sudah bertemu. Di sebuah warnet di kota Jogja, ngapain kami bertemu di sana? Sungguh, sumpah kami tidak pernah melakukan hal tidak senonoh dimanapun kecuali di tempat umum dan bersama rekan-rekan kami yang lain. Lagi-lagi ia menunggangi si roda dua miliknya. Kendaraan saya juga roda dua, tapi bedanya roda dua saya digerakkan oleh kaki, sedangkan dirinya menggunakan mesin. Sekarang siapa yang lebih peduli dengan lingkungan? Ya Saya (he..he..he..).

Setiap tujuan perjalanan kami selalu dibarengi dengan ketidakjelasan, setidaknya sebagian besar seperti itulah. Namun, entah mengapa ketika sudah sampai tujuan semua menjadi jelas. Biasalah, sebenarnya beberapa waktu lalu kami ingin dinobatkan sebagai duta mahasiswa di kota Jogja. Tapi ternyata baru pada tahap seleksi tingkat keluarga, kami GAGAL. Padahal sejatinya kami ini sangat potensi menjadi pemenang, tingkat percaya diri kami mengalahkan ke-GJ-an kami.

Tapi sekarang, kami meminta kepada pemerintah atau pihak manapun yang mau dikaitkan agar menyelenggarakan pemilihat duta malam. (Agak resmi) Kami menenggarai bahwa kehidupan, atau gaya hidup mahasiswa di kota Jogja ini sudah banyak berubah. Jam ''hidup'' mahasiswa sudah mulai mengalami keterbalikan. Siang menjadi malam, malam menjadi siang. Bagaimana dengan Sore dan Pagi ? Sepertinya tetap saja. Karena pagi mahasiswa banyak tidurnya, sore banyak nongkrongnya.

Mengapa demikian? Gampang saja jika ingin tahu. Silahkan keluar di tengah malam. Ingat, jangan laju-laju, lalu buat pengamatan kecil di kiri dan kanan jalan yang Anda lalui. Apakah yang Anda lihat? Pohon. Oh ya, penelitian kecil ini hanya untuk daerah perkotaan saja. Ok, lakukan ulang dan apa yang Anda lihat? Warnet, K*C 24 Jam, M*D 24 jam, Circle #, Smil*, dll. Itulah yang menjadi faktor perubahan gaya hidup mahasiswa jaman sekarang. Tapi bagi yang kuliah di pedesaan, Anda tidak termasuk. Eittt jangan marah dong, justru Anda termasuk dalam rasio kehidupan mahasiswa yang relatif aman dengan gaya hidup seperti kami.

Kami ini mungkin bisa mewakili hadirnya kehidupan malam di tengah kawan-kawan kami sesama mahasiswa. Ingat, kehidupan malam yang kami maksud bukanlah negatif tentunya. Kehidupan malam kami penuh arti, makna, dan sarat dengan banyak manfaat. Sebagai seorang duta, kami siap menghimpun teman-teman ke arah yang lebih baik. Kami akan membuat satu komunitas kumbang dan bunga malam. Ruang kerjanya bukan di kamar kos tetapi di ruang-ruang diskusi publik. Bagaimana positif bukan? Apalagi kalau diadakan di warung cepat saji 24 jam alias angkringan.

Hmmmmm... saya kira demikian dulu penyampaian "ceramah" GJ malam ini. Semoga ada manfaatnya walaupun itu setitik saja.

Kawan-kawan... Siapkah Anda menjadi kumbang dan bunga malam? Me First, READY !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun